“Iki Palek” Tradisi Potong Jari Suku Dani

0
Tradisi
Sumber Foto: www.grid.id

Gaekon.com – Indonesia kaya akan suku bangsa. Setiap suku pasti memiliki tradisi masing-masing. Mulai dari yang biasa hingga yang paling unik. Kali ini GAEKON akan membahas soal tradisi unik yang dimiliki Suku Dani, Papua.

Sebelumnya, apakah kalian pernah mendengar soal tradisi potong jari? Iya tradisi yang terbilang sangat unik ini dimiliki oleh suku Dani, Papua. Lalu apa itu tradisi potong jari?

Suku Dani

Suku Dani merupakan suku yang mendiami Lembah Baliem di ketinggian sekitar 1.600 mdpl, dan terletak pada zona stratigrafi gugusan pegunungan tengah Irian Jaya, sebagai hasil dari fenomena proses geologi. Suku ini terdiri dari dua kelompok etnis, yaitu wita dan waya.

Keberadaan Suku Dani diketahui dari berbagai penelitian yang dilakukan sekitar tahun 1900-1940. Kemudian pada tahun 1983 seorang bernama Richard Archbold pemimpin sebuah ekspedisi, bersentuhan langsung dengan Suku Dani.

Penduduk Suku Dani berprofesi sebagai petani dan diketahui telah memiliki teknologi penggunaan kapak batu, pisau tulang belulang, bamboo, dan tombak saat Suku Dani ditemukan.

Kebanyakan dari mereka memeluk agama Kristen Protestan dengan tidak melepas kepercayaannya pada roh-roh orang yang sudah meninggal. Lewat kepercayaan tersebut, mereka masih melaksanakan ritual-ritual penghormatan terhadap roh leluhur yang meninggal dunia.

Tradisi Iki Palek

Suku Dani memiliki tradisi yang sangat beragam. Contohnya, seperti Bakar Batu yakni ritual sebagai tanda rasa syukur dan menyambut kebahagiaan serta atas kelahiran, kerukunan dan kemenangan perang.

Tak hanya itu, Suku Dani juga memiliki tradisi untuk anggota keluarga yang meninggal yakni Iki Palek. Tradisi potong jari atau Iki Palek memiliki makna yang sangat mendalam. Potong jari tersebut dilakukan untuk mengungkapkan kesetiaan dan rasa kehilangan yang mendalam terhadap anggota keluarga yang telah meninggal.

Sekilas memang terdengar sangat mengerikan, namun tradisi ini sebenarnya dianggap sebagai simbol bersedih hati setelah ditinggalkan di dunia oleh orang terdekat, seperti ayah, ibu, adik atau kakak.

Jari yang dipotong menandakan jumlah anggota keluarga yang meninggal. Sebagian besar yang melakukan tradisi tersebut adalah wanita, tetapi pria juga melakukan untuk menunjukkan rasa kesedihan. Pria menunjukkannya dengan memotong kulit telinga.

Jari Simbol Kekuatan

Bagi Suku Dani, jari diangggap sebagai simbol harmoni, persatuan, dan kekuatan. Tak hanya itu, jari juga dianggap sebagai lambang hidup bersama satu keluarga, marga, rumah, suku, nenek moyang, bahasa, sejarah, dan satu asal atau biasa disebut dengan “wene opakima dapulik welaikarek mekehasik”.

Bentuk dan panjang jari memiliki kesatuan dan kekuatan untuk meringankan beban semua pekerjaan. Jari-jari akan bekerja sama, sehingga tangan akan berfungsi. Apabila salah satu jari hilang akan mengurangi kebersamaan dan kekuatan.

Prosesi Potong Jari

Meski sudah menjadi tradisi, namun prosesi memotong jari ini cukup mengerikan. Para wanita akan memotong jari mereka dengan menggigit sampai jari putus. Terkadang dilakukan dengan kapak atau pisau.

Untuk mengurangi darah yang keluar, jari akan dililit dengan benang. Mereka mengikat jari dengan benang sampai aliran darah berhenti dan jari menjadi mati rasa kemudian baru dipotong.

Sebelum dipotong, mereka yang jarinya akan dipotong membaca mantra. Jika jari sudah terputus, maka tradisi Iki Palek telah terlaksana. Luka akan dibalut dengan daun dan diperkirakan satu bulan kemudian luka akan mengering serta menjadi sembuh.

Jika yang meninggal adalah orang tua maka dua ruas jari yang dipotong. Apabila sanak saudara maka hanya satu ruas jari yang dipotong.

Dengan adanya tradisi memotong jari tersebut, mereka berharap bisa melupakan kesedihan dengan segera. Sikap taat dan menghormati leluhur dan rasa cinta, kebersamaan terhadap orang terdekat yang dimiliki Suku Dani, membuat mereka rela merasakan sakit yang luar biasa melalui prosesi tersebut.

Sementara itu untuk pria, mereka memotong daun telinga menggunakan bilah bambu yang tajam. Tradisi memotong daun telinga disebut dengan tradisi Nasu Palek.

Apabila tidak bisa melakukannya sendiri makan akan dibantu oleh kerabat dan tidak ada upacara khusus.

Prosesi Iki Palek kini sudah jarang dilakukan oleh Suku Dani walaupun masih lestari dan tentunya kalian akan menemukan banyak ibu-ibu dengan jari yang sudah tidak utuh lagi. Selain pemotongan jari, Suku Dani juga melakukan mandi lumpur. Hal ini dilakukan sebagai arti bahwa semua yang hidup juga akan kembali ke tanah.

 

KA For GAEKON