Kreatifitas Luar Biasa! Penyandang Disabilitas Ciptakan “Batik Motif Covid-19” Ditengah Pandemi Corona

0

Kreatifitas Luar Biasa! Penyandang Disabilitas Ciptakan “Batik Motif Covid-19” Ditengah Pandemi Corona

Wabah Corona Virus Disease (Covid-19) yang sudah mendunia ini bukan hanya meresahkan masyarakat saja. Namun juga membuat mereka semakin kreatif dan inovatif dalam memahami pandemi ini. Ada yang mengembangkan beberapa teknologi guna mencegah penyebaran Covid-19 dan ada pula yang membuat alat pelindung diri (APD) guna membantu tenaga medis.

Bukan hanya itu, rupanya pandemi corona juga sudah membuat beberapa orang menjadi terinspirasi. Seperti halnya membuat kue yang berbentuk mirip virus corona hingga membuat motif batik virus corona.

Dari pandemi yang harus dihadapi dan dilawan bersama ini, ada sebuah kreatifitas luar biasa yang tersalurkan. Seperti yang dilansir GAEKON dari Good News From Indonesia, para penyandang disabilitas, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Harapan Mulia Desa Resapombo, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, membuat batik dengan motif virus corona yang mempesona.

Berawal dari Rita Sukirni selaku pendamping KSM yang menjelaskan ke kaum disabilitas binaannya mengenai gerakan social distancing, di tengah pandemi corona ini, akhirnya ide tersebut muncul.

“Ketika saya jelaskan itu mereka bertanya apa sih corona itu Bu, bagaimana bentuknya. Akhirnya saya gambarkan bagaimana bentuk virus corona seperti yang digambarkan para ahli. Bulat dan semacam jarum pentul mengelilingi bulatan itu. Saya bilang, walaupun kecil sangat berbahaya, makanya kalian sekarang jangan berpelukan,” kata Rita kepada wartawan.

Kebiasaan berpelukan ke 27 tuna grahita ketika bertemu satu sama lain ini terpaksa harus dihentikan oleh pihak KSM. Setelah mendengarkan penjelasan dari Rita mengenai bentuk corona, mereka justru menyukai dan meminta gambar ilustrasi Covid-19 untuk digambar sebagai motif batik.

Rita berusaha menuruti permintaan kaum disabilitas binaannya dengan mencoba menggambar virus corona di atas batik ciprat yang sudah jadi. Batik motif ciprat Covid-19 tersebut dituangkan dalam kain batik berwarna biru. Sementara gambaran virus batik didominasi dengan warna merah di dalamnya dan warna putih mengelilinginya seperti jarum menancap.

Motif Covid-19 yang berukuran besar ada di bagian tengah, dan beberapa yang berukuran kecil menyebar di sisinya. Bukan hanya menggambarkan virus saja, namun tulisan Covid-19 juga dilukis dalam kain batik tersebut. Keduanya menjelaskan bahwa batik ini benar-benar motif virus corona yang sudah menjadi pandemi ini.

Rita mendapat feedback yang baik mengenai karya tersebut, setelah ia menunjukkan hasil batik ke rekan-rekannya.

“Saya bikin satu, lalu saya tunjukkan ke seorang kolega. Ternyata mereka suka dan pesan beberapa lembar. Katanya motif Covid-19 ini bisa menjadi bukti wabah bersejarah ke anak cucunya. Saya pikir, iya benar juga,” Ujar Rita.

Lantaran mengikuti anjuran dari pemerintah, batik motif ciprat Covid-19 ini masih belum bisa diproduksi dalam jumlah banyak sepekan terakhir ini. Sehingga hanya beberapa saja diantara mereka yang beraktivitas sesuai dengan adanya pesanan yang masuk. Batik motif ciprat Covid-19 ini dibandrol per lembarnya seharga Rp150.000 sampai Rp200.000.

Sebagai informasi, Rita juga sudah melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan KSM Harapan Mulia dengan menyemprotkan disinfektan di wilayah produksi batik dan di ruangan, kerja bakti kebersihan lingkungan, serta menyediakan tempat untuk cuci tangan. Aktivitas dalam KSM ini juga sudah mulai dikurangi.

Semua yang mereka lakukan bukan hanya untuk membatik dan memasarkan hasilnya saja. Rita dan penyandang disabilitas membuat batik motif ciprat Covid-19 ini juga membantu pemerintah untuk mensosialisasikan social distancing serta mengingatkan masyarakat mengenai bahayanya virus tersebut.

KL For GAEKON