Salah Sasaran, ini kronologi penusukan santri di Bantul, Yogyakarta

0

Salah Sasaran, ini kronologi penusukan santri di Bantul, Yogyakarta

Korban penusukan santri Krapyak di Perempatan Jalan Parangtritis-Prawirotaman, Kota Yogya rupanya menjadi korban salah sasaran.

Polisi membeberkan kronologi kasus penganiayaan dan penusukan santri tersebut. Kapolresta Yogya Kombes Aditya Surya Darma menjelaskan peristiwa pertama terjadi pada Selasa (22/10), pukul 20.00 WIB, di sebuah kafe di Jalan Parangtritis dekat kawasan Prawirotaman.

Saat itu, saksi berinisial B tengah nongkrong di kafe tersebut bersama temannya. Sekitar pukul 01.30 WIB, datang pelaku berinisial E bersama kurang lebih 15 orang rekannya.

Awalnya mereka hendak masuk ke dalam kafe tersebut, namun tidak jadi dan menuju ke gerai minuman keras (miras) tak jauh dari kafe tersebut.

“Karena saksi kenal dengan E, selanjutnya saksi bersama tamunya menemui E di depan Outlet 23, kemudian terjadi perselisihan di antara mereka. Kemudian saksi mengalami suatu penganiayaan,” papar Aditya dalam jumpa pers di Mapolresta Yogya, Selasa (29/10).

“Kemudian, pelapor (teman saksi) menarik saksi masuk ke Luku Cafe, namun E dan teman-temannya ikut masuk ke Luku Cafe dan melakukan perusakan menggunakan parang dan tangan kosong yang mengakibatkan empat kursi rusak, satu kaca meja pecah, dan satu unit laptop rusak, kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polresta,” sambungnya.

Beralih ke peristiwa kedua pada Rabu (23/10), sekitar pukul 21.00 WIB. Menurut Aditya, para pelaku sudah berada di TKP kafe tersebut. Sedangkan kedua korban tengah jajan sate yang berada di seberang kafe tersebut.

“Kemudian korban selesai makan sate tiba-tiba ada suara seperti gelas atau botol pecah yang dilempar di jalan, selanjutnya korban dikeroyok oleh sekelompok orang yang tidak dikenal,” ujar Aditya.

“(Dianiaya) Menggunakan alat berupa benda tumpul, berupa balok kayu, helm, dan menggunakan tangan kosong serta menendangi korban dan mengatakan ‘ini orangnya, ini orangnya’ dan ada yang terdengar ‘bunuh, bunuh’,” imbuhnya.

Dua orang korban merupakan santri ponpes di Krapyak, Bantul. Satu orang mengalami luka tusuk dan satu orang mengalami luka penganiayaan.

Aditya menjelaskan, dua kejadian tersebut berkaitan lantaran pada kejadian kedua pada Rabu, terdapat satu tersangka memprovokasi yang mengundang rekan-rekannya dan menyediakan miras.

“Ada seseorang yang memprovokasi menyiapkan tempat kemudian membelikan minuman agar teman-temannya nanti menuju ke tempat itu, minum setelah itu mabuk langsung membuat keributan,” jelasnya.

 

 

KA For GAEKON