Alas Raden Soerjo: Jalur Pacet – Cangar yang Terkenal Mistis

0
WhatsApp-Image-2023-03-06-at-15.06.22.jpeg (1160×868)
https://tugujatim.id/kisah-jalur-cangar-mojokerto-yang-dipercaya-sebagai-tempat-pembuangan-mayat/

Kawasan Alas Raden Soerjo merupakan jalan penghubung antara Pacet, Kabupaten Mojokerto dan Cangar, Batu. Keindahan alam di kawasan ini memang memanjakan mata. Namun jalur ekstrem dan berliku, serta dikelilingi pegunungan dan jurang membuat jalur ini sering menjadi lembah korban pembunuhan dibuang. Kondisi geografis hutan membuat pembuang mayat menilai kawasan ini tempat yang aman untuk membuang mayat. Mitos yang dipercaya, ada lima titik yang angker di jalur Pacet – Cangar. Ketika melintasi titik itu, pengguna jalan sering kali menemui penampakan berupa keramaian, orang duduk, hingga jalan tiba-tiba bercabang.

Banyak Korban Pembunuhan Ditemukan

Selama kurun waktu tahun 2008 hingga 2020, telah ditemukan setidaknya empat kejadian pembuangan mayat di sepanjang jalur Pacet – Cangar. Jenazah ditemukan dengan berbagai kondisi, seperti telanjang bulat, terbungkus karung, hingga terikat tali. Jenazah biasa ditemukan di selokan dekat gapura Tahura Raden Soerjo, jurang tepi jalan dekat deretan warung di Sendi, serta sungai yang mengalir di bawah Jembatan Cangar I dan II.

Alasan Kawasan Alas Raden Soerjo Terkenal Angker

Gapura Tahura Raden Soerjo terletak di Dukuh Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet. Gapura ini dikelilingi sejumlah goa peninggalan zaman Jepang yang sangat jarang terjamah manusia. Gapura ini konon dijaga oleh dua sosok makhluk halus yang berupa seekor ular seukuran pohon kelapa berwarna hitam dan seorang perempuan cantik. Kedua sosok ini berada di sekitar hutan dan sering menyeberang jalan. Hal ini membuat adanya kepercayaan agar pengendara yang lewat membunyikan klakson.

Tak jauh dari gapura, terdapat kawasan bernama Alas Kutukan di sebelah selatan. Kawasan ini memiliki jalan yang cekung dan menikung dengan ruas jalan sekitar 50 meter. Hal ini membuat kendaraan roda empat harus bergantian saat melintas dan dipandu oleh petugas. Di sisi bagian utara jalan, terdapat sebuah batu yang menjadi lokasi diletakkannya sesajen dan dupa. Masyarakat sekitar terutama kendaraan yang bermuatan sayur biasa melemparkan uang koin ketika melewati Alas Kutukan. Hal ini dipercaya sebagai cara untuk membuang nasib sial.

Kisah mistis lainnya adalah adanya penampakan hantu penunjuk jalan. Bukan untuk menunjukkan jalan yang benar, hantu ini justru menunjukkan jalan menuju kematian. Konon hantu penunjuk jalan ini akan menunjukkan jika jembatan ini berbelok, namun kenyataannya jembatan ini lurus. Hal ini membuat pengemudi yang melihat jembatan ini belok akan membelokkan kendaraan mereka ke arah sungai atau bahkan jurang di sekitar jembatan. Pengendara yang pernah mengalami kejadian ini mengatakan jika tanda-tanda yang ditunjukkan sebelum kemunculan hantu ini adalah terciumnya bau anyir darah dan bisikan-bisikan untuk mengajak mati atau menunjukkan arah yang salah.

 

Terlepas dari benar atau tidaknya mitos yang beredar, hendaknya kita selalu berdoa, hati-hati, memiliki pikiran jernih, dan positif agar dapat berkonsentrasi dan terhindar dari bahaya saat berkendara.

 

FT for GAEKON