Bunker Kaliadem: Menyimpan Jejak Kedahsyatan Erupsi Gunung Merapi

0
Bunker Kaliadem
Sumber Foto: Genpi,co.id

Gaekon.com – Mendengar kata ‘Bunker’ pasti tak jauh dari kata sejarah. Iya, bunker ini adalah sejenis bangunan pertahanan militer zaman dahulu.

Melansir dari Wikipedia, Bunker biasanya dibangun di bawah tanah. Banyak bunker dibangun pada Perang Dunia I dan II. Dalam masa Perang Dingin, bunker-bunker besar dibangun untuk mengantisipasi kemungkinan perang nuklir.

Salah satu bunker di Indonesia yang terletak di Pulau Jawa adalah Bunker Kaliadem. Bunker ini terletak di Kaliadem, Kaliurang, Yogyakarta.

Secara admistrasi, Kaliadem masuk wilayah Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman atau sekitar 30 km arah utara Kota Yogyakarta.

Tempat Perlindungan Warga

Pembangunan Bunker Kaliadem ditujukan sebagai tempat perlindungan warga sekitar lereng Gunung Merapi.

Bunker ini dibangun pada tahun 2001 dan peresmiannya dilangsungkan empat tahun setelahnya.

Awalnya, bunker ini adalah lokasi perkemahan dan objek wisata sebelum diamuk oleh Gunung Merapi.

Bunker ini terletak di selatan lereng Gunung Merapi, tepat berada di atas rumah juru kunci abadi Gunung Merapi, Mbah Maridjan.

Bunker Kaliadem Saksi Bisu Erupsi Gunung Merapi

Bunker Kaliadem terkenal sebagai saksi bisu erupsi Gunung Merapi hebat pada 2006. Kala itu, bunker yang terletak sedalam 3 m dengan luas ruang 12 m, masih berfungsi sebagai tempat perlindungan ketika gunung meletus.

Namun, pada 2006, terdapat 2 orang relawan mereka bernama Sudarwanto dan Sarjono, yang tewas terpanggang di dalam bunker, lantaran mereka gagal menutup pintu bunker.

Saat terjadi erupsi mereka sebagai sukarelawan membantu evakuasi warga yang ada di Lereng Merapi.

Saat itu Sudarwanto tengah melaksanakan piket di Bunker Kaliadem. Saat itu juga sempat mengabari temannya bahwa di dalam bungker ada 2 orang.

Tak lama, tiba-tiba terjadi erupsi. Karena melihat ada erupsi, Sarjono yang kala itu melihat merapi erupsi, ia langsung memperingatkan para warga untuk berlindung ke dalam bunker agar mereka terhindar dari terkena awan panas. Namun, bukannya menurut warga malah tidak memperdulikan dan segera berlari ke sawah.

Karena tidak ada yang menurut, akhirnya mereka berdualah yang masuk kedalam bunker dan berlindung didalamnya.

Bunker Kaliadem memang dirancang untuk tahan terhadap awan panas serta material kecil yang terjadi saat erupsi. Namun, naasnya bangunan itu tidak dirancang untuk tahan terhadap panas.

Semakin mengerikan lagi manakala bunker itu bocor dan alahasil lahar panas pun masuk kedalam bangunan itu. Sudarwanto dan Sarjono yang ada didalam bunker tak bisa keluar karena terjebak, ditambah lagi dengan bocornya bungker membuat kondisi di dalamnya seperti oven raksasa yang akhirnya membuat mereka berdua tewas tragis.

Sejak saat itu, pemerintah memutuskan untuk tidak menggunakan bunker sebagai tempat berlindung saat erupsi karena risiko tinggi.

Kini pemerintah desa sepakat untuk mengelola bunker tersebut sebagai tempat wisata yang menyimpan jejak kedahsyatan erupsi Gunung Merapi.

Terkubur Material Vulkanik

Pada 2010, Gunung Merapi kembali meletus dan letusannya lebih dahsyat dari sebelumnya. Saat itulah, Bunker Kaliadem terkubur material vulkanik sedalam 4 m.

Para petugas melakukan pengerukan menggunakan alat berat selama 54 jam, untuk menemukan kembali lokasi bunker ini.

Setelah mengalami banyak kejadian, saat ini kondisi Bunker Kaliadem sudah cukup normal dan dijadikan destinasi wisata andalan.

 

KA For GAEKON