Gaekon.com – Sleep paralysis atau yang kerap dikenal dengan ketindihan mungkin seringkali kita dengar. Namun, istilah tersebut selalu dikaitkan dengan setan. Apakah kalian juga termasuk orang yang menganggap ketindihan itu karena setan?
Ketindihan ini merupakan keadaan dimana kalian ingin bangun dari tidur, namun tidak dapat bergerak dan berbicara. Sebagian orang tertentu pasti pernah mengalaminya saat tidur.
Hal ini selalu dikaitkan dengan adanya setan. Penjelasan mistisnya biasanya tak lepas dari pengalaman merasakan ada sesuatu yang seolah-olah menekan tubuh ke bawah saat ketindihan.
Pernyataan seperti itu memang tidak bisa disalahkan 100%, karena orang yang mengalaminya akan berhalusinasi seperti melihat hantu, bayangan hitam, dan hal-hal yang menyeramkan lainnya. Namun tidak bisa dibenarkan 100% juga, pasalnya ketindihan sebenarnya memiliki penjelasan ilmiahnya sendiri.
Apa Itu Sleep Paralysis?
Ketindihan atau sleep paralysis adalah kondisi ketika seseorang masuk dalam transisi dari terjaga ke tahap tidur, yang menyebabkan seseorang menjadi tidak bisa bergerak.
Orang itu akan kesulitan berbicara, merasa ada tekanan pada tubuh, atau tersedak, dan biasanya terjadi selama beberapa detik hingga menit. Banyak orang mengalami hal ini saat tidur.
Melansir dari seorang anggota dari American Academy of Sleep Medicine, Raj Dasgupta, MD, Reader’s Digest, menyatakan bahwa penyebab terjadinya sleep paralysis adalah kekurangan tidur.
“Terutama saat jet lag. Ketika kamu akhirnya bisa tertidur, tubuhmu terlempar kembali ke tahap yang sangat kamu butuhkan, yakni REM (rapid eye movement). Semakin lama kamu berada dalam tahap tersebut semakin terbesar kemungkinan mengalami ketindihan,” lanjutnya.
Fakta Medis Sleep Paralysis
Ketindihan dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun, fenomena ini lebih berisiko dialami oleh orang yang memiliki kondisi tertentu, seperti insomnia, gangguan cemas, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Ketindihan bisa terjadi pada segala usia. Tetapi kondisi yang pertama mungkin terjadi saat saat remaja.
Melansir dari Alodokter, ketindihan dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu hypnopompic sleep paralysis dan hypnagogic sleep paralysis.
- Hypnopompic sleep paralysis
Saat tidur, tubuh akan mengalami dua fase, yaitu fase NREM (non-rapid eye movement) dan REM (rapid eye movement). Fase NREM ditandai ketika tubuh mulai terasa lebih rileks dan mata pun mulai terpejam. Setelah itu, fase ini akan beralih ke fase REM.
Ketika fase REM dimulai, mata akan bergerak cepat dan mimpi akan muncul. Seluruh otot tubuh pun tidak aktif sehingga tidak bisa digerakkan. Nah, fenomena ketindihan terjadi saat kalian terbangun pada fase ini.
Akibatnya, otak tidak siap untuk mengirimkan sinyal bangun sehingga tubuh sulit digerakkan, namun kalian sudah membuka mata dan tersadar.
Saat mengalami ketindihan, kalian akan merasakan adanya tekanan sehingga membuat sulit bernapas. Tidak jarang pula muncul sensasi lain, misalnya merasa ada sosok lain di dekatnya. Kondisi ini merupakan jenis halusinasi yang sering kali menyertai fenomena ketindihan.
- Hypnagogic sleep paralysis
Hypnagogic sleep paralysis terjadi dari fase bangun ke fase tidur. Saat menjelang tidur, tubuh secara perlahan akan kehilangan kesadarannya. Orang yang mengalami hypnagogic sleep paralysis seakan-akan masih tersadar sehingga masih dapat merasakan hal-hal di sekitarnya, tetapi tidak dapat berbicara atau menggerakkan tubuh.
Penyebab Sleep Paralysis
Penyebab utama ketindihan atau sleep paralysis masih belum diketahui secara pasti. Namun, kalian bisa mengenali beberapa faktor penyebabnya. Para ilmuwan mengidentifikasi beberapa keadaan yang dapat meningkatkan risiko sleep paralysis.
- Memiliki pola tidur yang buruk dan gangguan tidur, seperti insomnia, kurang tidur, dan narkolepsi. Sleep paralysis biasanya sering terjadi pada para pekerja shift.
- Tidur dalam posisi telentang juga dapat menjadi faktor utama terjadinya sleep paralysis. Hal itu terjadi karena adanya tekanan pada paru-paru.
- Adanya faktor genetika yang mewarisi gangguan sleep paralysis.
- Kondisi mental yang sedang buruk dan memiliki gangguan kesehatan mental, seperti PTSD, trauma, dan gangguan kecemasan lainnya.
- Penggunaan obat-obatan tertentu seperti untuk ADHD
Cara Mencegah Sleep Paralysis
- Memperbaiki pola tidur (6-8 jam setiap hari)
- Menggunakan obat antidepresan untuk memperbaiki siklus tidur
- Kurangi stres
- Mengonsumsi makanan bergizi
- Olahraga rutin
KA For GAEKON