Eceng Gondok: Fakta Tanaman yang Sering Dianggap Gulma

0

 

4-Peluang-Bisnis-Eceng-Gondok-Bikin-Rekening-Gendut-Omzetnya-Rp-120-Juta-Lho-768x545.jpg (768×545)
https://lifepal.co.id/media/eceng-gondok-bisa-dijadikan-duit/

Tanaman eceng gondok adalah jenis tanaman yang mengapung dan biasa hidup di danau, sungai, atau rawa-rawa. Tanaman yang memiliki nama latin Eichhornia crassipes ini kerap kali dianggap sebagai gulma karena pertumbuhannya dan penyebarannya yang cepat. Namun jangan salah, dibalik stigma negatif ini ternyata eceng gondok memiliki banyak manfaat dan fakta yang menarik hlo!

Memiliki Banyak Julukan

Eceng gondok memiliki beberapa julukan, seperti kelipuk dari Palembang, ringgak dari Lampung, ilung-ilung dari Dayak, dan Tumpe dari Manado. Tanaman ini memiliki ciri-ciri berakar serabut, berdaun tebal dan licin, serta memiliki bunga berkelopak dengan warna keunguan. Tanaman ini terbilang kuat karena mampu beradaptasi dengan perubahan iklim yang ekstrem, mampu hidup pada air berarus kencang, pH air tidak stabil, hingga jika ada racun dalam air.

Berbagai Fungsi Eceng Gondok

Tanaman yang pertama kali ditemukan di Sungai Amazon, Brazil pada tahun 1824 oleh ilmuwan Jerman bernama Carl Friedrich con Martius ini memiliki akar yang berfungsi untuk menangkap partikel di dalam air dan menjerat lumpur. Hal ini membuat eceng gondok dapat digunakan sebagai sarana pembersih logam berat atau polusi air. Selain itu tanaman ini juga mengandung karotenoid yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pakan alternatif untuk ternak. Untuk manusia, tumbuhan ini memiliki sifat antimikroba yang dapat bermanfaat untuk mengobati penyakit kulit seperti eksim. Eceng gondok juga dapat diolah menjadi berbagai jenis kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi, di antaranya menjadi produk anyaman.

Eceng gondok dapat digunakan untuk mengatasi masalah pernapasan atau asma dengan cara memakan eceng gondok yang telah dimasak. Untuk mengobati sakit gigi dan bengkak, penderita cukup berkumur dengan air hangat yang telah diberi rebusan eceng gondok. Tanaman ini juga bersifat mendinginkan sehingga dapat meredakan demam pada anak dengan cara dijadikan kompresan. Air rebusan tanaman ini juga dapat membersihkan tubuh dari racun, sehingga meringankan kerja hati.

Kandungan

Eceng gondok mengandung protein, karbohidrat, kalsium, zat besi, fosfor, dan beragam vitamin. Hal ini membuat tanaman ini sebenarnya berpotensi untuk dijadikan bahan makanan. Namun untuk mengolahnya memang susah-susah gampang. Hal ini karena eceng gondok juga mengandung senyawa berbahaya. Secara alami tanaman ini mengandung HCN atau asam sianida yang dapat menyebabkan keracunan.

Cara Mengolah

Proses mengolah eceng gondok hingga aman untuk dimakan memang terbilang panjang. Tanaman ini harus melalui proses penjemuran, perendaman, dan perebusan untuk menghilangkan kandungan asam sianida di dalamnya. Salah satu olahan eceng gondok adalah tumisan, kerupuk, keripik, dan dendeng.

Untuk membuat dendeng, daun eceng gondok dijemur selama 6 jam di bawah terik matahari. Setelah itu daun dicincang dan direndam. Daun kemudian direbus bersama bumbu dan dicampur dengan tepung terigu dan sagu. Adonan kemudian direbus dan diiris sebelum dijemur lagi hingga kering.

Cara Adaptasi

Eceng gondok beradaptasi dengan cara mengembangkan batang berongga khas tumbuhan hidrofit (tumbuhan yang gidup di air). Batang tumbuhan ini berwarna hijau tua, besar, memanjang hingga dua meter, dan berongga (petioles). Rongga ini terbentuk dari jaringan aerenkim yang terisi oleh udara sehingga membuat tumbuhan ini mampu mengapung di permukaan air. Jaringan aerenkim juga berfungsi untuk transport gas (terutama oksigen).

Daun eceng gondok yang berlapis lilin berfungsi untuk melindungi tanaman ini dari kelebihan air yang masuk, bakteri, serta jamur penyebab penyakit. Daun yang lebar juga berfungsi untuk meningkatkan penguapan air pada tanaman ini saat hidup di lingkungan basah.

Akar eceng gondok adalah akar serabut yang dapat menyeimbangkan tubuhnya. Akar ini akan menjaga tanaman ini tetap seimbang walaupun air bergerak. Sehingga batangnya akan tetap tegak dan tidak banyak terendam air. Akar ini juga menyediakan tempat yang luas untuk menempelnya bakteri pengomposan anaerobik. Bakteri ini akan membantu menghilangkan polutan anorganik dalam air dan memberikan nutrusu pada eceng gondok.

 

FT for GAEKON