
Aliansi Dosen ASN Kemdiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) menggelar aksi unjuk rasa di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Mereka menuntut pemerintah mencairkan semua tunjangan kinerja (Tukin) dosen tanpa terkecuali mulai dari 2020 hingga 2024.
Ketua ADAKSI Pusat Anggun Gunawan mengungkapkan bahwa mereka ingin semua Tukin dicairkan.
“Kami minta semuanya dicairkan. Tidak cuma separuh, tidak hanya sepertiga. Semuanya harus dibayarkan,” kata Anggun.
Anggun mengatakan total anggaran yang dibutuhkan untuk membayar Tukin dosen dari 2020 hingga 2024 kurang lebih sebesar Rp8 triliun.
Menurut Anggun ketika ada kemauan dari kementerian, dana tersebut pasti dapat direalisasikan.
Anggun menyebut bahwa kini Kemdiktisaintek hanya menyediakan anggaran Rp2,5 triliun untuk membayarkan Tukin kepada 30 ribu dosen, padahal seluruh dosen yang berada di bawah kementerian tersebut berjumlah 80 ribu lebih.
Anggun menambahkan para dosen yang di bawah Kemdiktisaintek dianggap bukan pegawai kementerian itu, maka katanya tidak akan diberikan Tukin.
“Jadi sejak awal kami sudah merasakan ini tidak ada keberpihakan kementerian terhadap kami. Kemudian sampai detik ini, kami tidak pernah diundang untuk berdiskusi ataupun juga beraudiensi dengan kementerian,” katanya.
Anggun menilai Kementerian sudah diberikan anggaran yang cukup besar oleh negara, sekitar Rp57 triliun rupiah, sementara yang diperlukan hanya sekitar Rp8 triliun.
“Jadi, kenapa tidak diambilkan saja dari anggaran yang sudah ada,” katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Togar M. Simatupang menegaskan pembayarannya tidak bisa dirapel pada tahun ini atau waktu yang akan datang.
Menurut keterangan Togar, tukin untuk dosen ASN Kemdiktisaintek pada periode 2020-2024 tidak bisa dicairkan sebab pada masa tersebut tukin dosen ASN tak pernah dianggarkan.
KA For GAEKON