Indonesia sedang berduka. Pada Senin, 21 November 2022 telah terjadi gempa bumi yang cukup kuat dengan pusat gempa di Sukabumi-Cianjur. Bahkan gempa tersebut juga dirasakan hingga Jakarta dan sekitarnya. Gempa bumi dengan skala magnitudo 5,6 M itu diduga terjadi akibat pergerakan Sesar Cimandiri. Gempa Cianjur terjadi sekitar pukul 13.21 WIB dan berpusat pada koordinat 6.84 LS, 107.05 BT atau tepatnya berada di darat wilayah Sukalarang, Sukabumi pada kedalaman 11 km. Berdasarkan laporan resmi Stasiun Geofisika Bandung per Juni 2022 menjelaskan soal fakta dan historis sesar Cimandiri dan aktivitas yang sering aktif belakangan ini terutama pada rekaman pencatatan bulan Juni 2022.
Apa Itu Sesar Cimandiri?
Sesar Cimandiri adalah sesar paling tua (umur kapur) yang membentang dari Teluk Pelabuhan Ratu, terus ke timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat Rajamandala, Gunung Tangguban Parahu – Burangtang, dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang. Secara keseluruhan jalur sesar Cimandiri berarah ke timur laut – barat daya dengan jenis sesar mendatar hingga oblique (miring). Sesar Cimandiri adalah sesar atau patahan geser aktif sepanjang kurang lebih 100 km.
Sesar Cimandiri terbagi menjadi lima segmen:
- Cimandiri Pelabuhan Ratu – Citarik
- Citarik – Cadasmalang
- Ciceureum – Cirampo
- Cirampo – Pangleseran
- Pangleseran – Gandasoli
Ada juga yang membagi sesar Cimandiri menjadi empat segmen:
- Pelabuhan Ratu dan Cibuntu
- Padabeunghar
- Cikundul dan Baros
- Sukaraja
Pembagian empat segmen didasarkan pada karakteristik morfologi yang diamati secara langsung di lapangan.
Aktivitas Sesar Cimandiri
Aktivitas sesar Cimandiri ditunjukkan dengan terjadinya gempa Pelabuhan Ratu pada 1900, gempa Cibadak tahun 1973, gempa Gandasoli tahun 1982, gempa Padalarang tahun 1910, gempa Tanjungsari tahun 1972, gempa Conggeang tahun 1948, dan gempa SUkabumi tahun 2001. Gempa terbaru yang signifikan adalah pada 10 Maret 2020 dengan magnitudo 5.1 yang terjadi di Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya yang kemudian menimbulkan kerusakan di Kalapanunggal. Berdasarkan laporan selama Juni 2022 di daerah Jawa Barat dan sekitarnya telah terjadi 60 kejadian gempa bumi dengan magnitudo bervariasi antara 1,3 sampai 4,2.
Jumlah gempa bumi dangkal (H < 60 km) sebanyak 57 kejadian dan 3 kejadian merupakan gempa bumi menengah (60 ≥ H < 300 km), sedangkan gempa dalam (H ≥ 300 km) nol kejadian. Gempa bumi terjadi di darat sebanyak 16 kejadian dari aktivtas sesar Cimandiri.
Anjuran BMKG
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak diketahui kebenarannya. Masyarakat juga harus menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Pastikan dan periksa ketahanan bangunan tempat tinggal apakah cukup tahan gempa atu tidak. Periksa apakah ada kerusakan akibat gempa yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke rumah.
Semoga para korban diberi ketabahan dalam menghadapi bencana ini. Tetap aman ya Gaekoners!
FT for GAEKON