Gaekon.com – Setiap manusia pasti membutuhkan makanan untuk bisa bertahan hidup. Makanan yang kita makan setiap hari tentu akan menjadi kotoran yang keluar saat Buang Air Besar. Kandungan nutrisi yang ada dalam makanan akan diserap tubuh dan sisanya hanya menjadi kotoran (feses) yang siap dibuang.
Apabila kita setiap hari mengonsumsi berbagai macam makanan namun tidak diimbangi dengan BAB justru akan berbahaya untuk kesehatan tubuh. Hal ini dikarenakan usus akan terus menyerap kotoran tersebut.
Setiap orang pasti memiliki ciri khas sendiri-sendiri. Ada yang BAB setiap pagi, ada pula yang BAB setiap malam. Sebagian orang BAB rutin setiap hari, ada yang sehari 2-3 kali, bahkan ada juga yang seminggu sekali.
Namun sebenarnya, BAB dapat dikatakan normal dan baik untuk kesehatan itu harus berapa kali dalam sehari?
Melansir dari Healthline, menurut para peneliti tidak ada jumlah pasti yang menentukan seberapa sering harus BAB dalam sehari. Meskipun BAB 3 kali sehari ataupun 3 kali seminggu itu masih hal yang wajar.
Orang yang memiliki pola BAB teratur akan mengeluarkan fesesnya dengan jumlah yang sama dalam beberapa kali sehari. Menurut survei yang melibatkan lebih dari 2 ribu orang, 50 persen dari mereka mengaku BAB sebanyak 1 kali dalam sehari, lalu sebanyak 28 persen BAB 2 kali sehari, dan 5,6 persennya BAB 1 atau 2 kali dalam seminggu.
Sebagian besar responden (61,3 persen) melaporkan rata-rata melakukan BAB di pagi hari. 22 persen lainnya melaporkan bahwa mereka biasa BAB pada sore hari, dan hanya 2,6 persen orang yang BAB saat hari sudah larut malam.
Memang pada dasarnya tidak ada patokan pasti mengenai harus berapa kali BAB dalam sehari. Namun yang perlu dicatat, kita tetap harus BAB secara konsisten. BAB dapat dikatakan normal jika tinja yang dikeluarkan lembek, berwarna kecoklatan dan berbentuk seperti sosis atau ular.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa kotoran telah melalui usus secara benar. Begitu sebaliknya, apabila tinja yang dikeluarkan keras justru akan menyebabkan masalah, sehingga sulit BAB.
Usia ternyata juga memengaruhi seberapa sering BAB dalam sehari. Seperti yang dilansir GAEKON dari Medical News Today, usia semakin tua maka semakin besar kemungkinan mengalami konstipasi. Sebagai informasi, konstipasi merupakan kondisi di mana frekuensi BAB akan menjadi semakin jarang.
Banyak faktor yang dapat memengaruhi konstipasi, Seperti berkurangnya pergerakan lambung yang mendorong pencernaan, dan berkurangnya mobilitas. Tingkat kelancaran BAB sendiri sebenarnya dapat dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari.
Apabila BAB ingin lancar, sebaiknya mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat. Serat adalah zat penting untuk pergerakan usus yang sehat. Selain itu, serat juga bisa mencegah dari sembelit.
Serat banyak ditemukan di buah dan sayuran seperti apel, alpukat, wortel, jagung, dan brokoli. Tak hanya makanan, BAB lancar juga bisa dipengaruhi oleh gerak kita setiap hari. Semakin jarang bergerak, semakin besar potensi untuk sembelit.
BAB yang tidak lancar tak hanya ditandai dengan intensitas BAB yang berkurang. Banyak masalah lainnya yang bisa dialami. Seperti contohnya tidak bisa BAB lebih dari 3 hari hingga keluar darah saat BAB.
Hal tersebut yang perlu diwaspadai, karena semua itu pertanda ada yang tidak beres dengan sistem pencernaan. Jika sudah begitu sebaiknya segera bawa ke dokter agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.
KL For GAEKON