
Siapa yang tidak tahu baju astronaut, pasti sudah tidak asing lagi. Baju berÂwarna putih atau oranye, yang lengkap deÂngan helm kacanya itu seringkali muncul dalam film science fiction (Sci-Fi) yang berÂlaÂtar luar angkasa.
Banyaknya material atau perlengkapan yang menempel pada baju ini membuat beratnya mencapai ratusan kilogram. Perlengkapan tersebut demi keselamatan astronaut selama berada di luar angkasa.
Pakaian yang digunakan untuk ke luar angkasa ini tentunya terbuat dari bahan yang tidak sembarangan. Melansir dari Analisadaily, Bagian luar kosÂtum terbuat dari bahan berÂnama aluminized mylar, teflon, kevl ar dan nomex, yang berÂfungsi sebagai penyekat panas dan pelindung dari meteoroid.
BaÂgian lainnya ada juga yang dilaÂpisi dracon, berguna untuk meÂnyimpan oksigen dalam pakaian. Sedangkan bagian dalam seÂngaja dibuat sejuk dengan bahan bernama tricot dan spandex.
Mengingat hal tersebut dapa disimpulkan bahwa pegi ke luar angkasa memang sangat berbahaya. Maka dari itu pakaian yang disiapkannya juga sangat istimewa, berbeda dengan baju pada umumnya.
Begitu kompleksnya baju asÂtronaut, tentu dapat dibaÂyangkan reaksi tubuh saat tidak memakai kostum wajib itu ketika berada di luar angkasa. Beberapa peneliti juga mengatakan ada beberapa risiko yang akan terjadi ketika berada di luar angkasa tanpa mengenakan baju astronaut.
Seperti yang dikutip GAEKON dari laman IDNTimes, berikut beberapa risiko yang akan dialami ketika tidak memakai baju di luar angkasa.
- Tubuh Kita Tidak Akan Meledak Berkeping-keping
Permasalahan pertama yang kita bayangkan adalah masalah tekanan udara dan umumnya dalam sebuah film efek ini digambarkan dengan hancurnya tubuh berkeping-keping. Seorang astrofisikawan di Ohio State University Paul Sutter berpendapat lain. Walaupun tekanan nol, namun kulit kita akan melindungi. Ini yang membuat organ tidak bisa tercecer ke mana-mana. Menariknya pula kulit ini juga menjaga darah agar tidak mendidih.
- Darah Akan Penuh Dengan Gas
Walaupun tidak meledak, namun darah akan tetap bermasalah. Nitrogen akan muncul di pembuluh darah dalam bentuk gelembung. Gelembung ini yang akan mengembangkan tubuh kita, membuat tampak bengkak seperti balon.
Fenomena ini dinamakan ebulisme. Namun meskipun demikian, kita tidak akan mati karena ini, tetapi akan merasa menyedihkan. Tidak diperiksa, bersiap-siaplah mendapatkan jaringan yang rusak.
- Kita Akan Mati Kedinginan
Di luar angkasa tidak ada yang akan menghangatkan tubuh kita. Sekalipun ada cahaya matahari, radiasi panasnya tidak tersalurkan dengan baik. Namun ini tidak akan membuat kita membeku secara instan. Itu artinya kematian karena kedinginan ini akan dirasakan secara perlahan.
- Sebelum Mati Kedinginan, Kita Akan Mati Tercekik Duluan
Radiasi panas yang tidak tersalurkan dengan baik ini dikarenakan tidak adanya gas macam oksigen. Jika dipikirkan lagi, ketidakhadiran oksigen ini malah akan membunuh dulu sebelum kedinginan.
Tidak adanya oksigen membuat darah tidak dapat mengalir dengan lancar dan itu akan mempengaruhi organ lain. Jantung tetap atau malah berdetak lebih kencang untuk mencari oksigen, namun kita tetap tidak bisa menemukannya.
- Pingsan Di Luar Angkasa dan Mati Jika Dibiarkan Saja
Kekurangan oksigen itu akan membuat otak tidak berfungsi normal dan secara otomatis mematikan diri. Tanpa oksigen, kita akan pingsan dalam waktu 15 detik. Tidak mati, hanya sekedar tidak sadarkan diri.
Untungnya jika dalam waktu satu hingga dua menit ada yang menolong untuk menarik ke ruangan beroksigen, maka nyawa kita akan terselamatkan. Meninggalkan kondisi pingsan di ruang tidak beroksigen selama dua menit lebih, organ kita akan mengalami kegagalan fungsi dan akan mati. Menahan napas pun akan percuma karena kita tidak menahannya sekian lama.
- Jika Tidak Mati Tercekik atau Mati Kedinginan, Maka Kemungkinan Besar Akan Mati Terbakar
Hal ini tergantung dengan lokasinya. Apabila berada jauh dari bintang atau matahari, maka yang akan kita dapatkan adalah dua kemungkinan tersebut, mati tercekik atau mati kedinginan.
Namun jika dekat, bisa jadi sebelum merasakan kedua hal tersebut, kita sudah mati terbakar terlebih dahulu. Perlu diketahui saja panas matahari jutaan kali lipat dari panas di bumi.
- Mayat Kita Akan Terus Mengambang Di Antariksa
Di bumi mayat kita akan membusuk karena dimakan oleh bakteri sekitar. Namun ketika di angkasa, tidak ada bakteri yang hidup kecuali bakteri dalam diri kita. Itu membuat pembusukan dalam diri ketika mati menjadi susah. Ada kemungkinan ketika mayat ditemukan, posisinya masih utuh.
Empat kemungkinan yang bisa terjadi, Jika mendekati sumber panas, mayat akan termumifikasi. Jika terlalu dekat dengan sumber panas yang ekstrem, mayat akan terbakar. Jika jauh dari dingin, mayat akan membeku. Jika mayat kita berada di baju luar angkasa, maka akan membusuk namun dalam waktu lama.
KL For GAEKON