Kawah Di Bulan Akan Diubah Menjadi ‘Lunar Crater Radio Telescope’ Oleh NASA

0

Kawah Di Bulan Akan Diubah Menjadi ‘Lunar Crater Radio Telescope’ Oleh NASA

Kawah di Bulan rencananya akan diubah menjadi sebuah teleskop radio. Hal ini disampaikan oleh Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA). Teleskop tersebut akan berukuran dua kali lebih besar dibandingkan teleskop radio terbesar di dunia milik China, FAST.

 

Teleskop radio besar ini berukuran sekitar satu kilometer. Proyek tersebut bernama Lunar Crater Radio Telescope (LCRT). Seperti yang dikutip GAEKON dari CNN, seorang ahli teknologi dari NASA Jet Propulsion Laboratory, Saptarshi Bandyopadhyay mengatakan bahwa tim NASA akan mengusulkan untuk mempelajari dalam membangun teleskop.

 

“Kami mengusulkan untuk mempelajari kelayakan membangun teleskop radio gelombang panjang ultra-panjang, di dalam kawah bulan di sisi jauh bulan,” Kata Saptarshi.

 

Sebelum dieksplorasi, LCRT menjadi penemuan ilmiah baru yang menarik di bidang antariksa. Yaitu dengan mengamati alam semesta di pita panjang gelombang 10-50m (pita frekuensi 6-30MHz). Saptarshi juga mengatakan teleskop radio ini akan menjadi teleskop terbesar di sistem tata surya.

 

Teleskop radio ini akan ditempatkan di sisi terjauh Bulan. Lokasi ini dipilih karena teleskop tersebut akan mampu mengukur wavelength dan frekuensi yang tidak bisa dideteksi dari Bumi, karena tidak terhalang oleh ionosphere atau suara mengganggu lainnya yang datang dari Bumi.

 

Untuk pengembangan proyek lebih lanjut, NASA harus menyetujui proyek ini terlebih dahulu. Program hibah yang memberikan dana untuk proyek ini dimaksudkan untuk memelihara ide-ide visioner di NASA.

 

Pembuatan teleskop radio LCRT ini sendiri tidak mudah. Butuh ketelitan untuk mengerjakan disetiap langkahnya. Saptarshi mengatakan akan muncul tugas yang menantang untuk membuat LCRT.

 

Robot Jelajah bulan akan dilibatkan dalam pembuatan LCRT ini. Robot jelajah tersebut digunakan untuk memasang kawat di dalam kawah bulan. Jala kawat yang akan dipasang sepanjang 1 km di kawah Bulan yang berdiamater 5 km. Menara penerima sinyal juga harus diletakkan di tengah kawah. Pembangunan ini dapat menerapkan konsep otomasi tanpa manusia harus berada di Bulan.

 

Alam semesta yang sampai sekarang belum dieksplorasi oleh manusia akan diamati oleh teleskop radio ini. Seperti yang dikatakan NASA, LCRT mampu mengamati alam semesta pada panjang gelombang lebih dari 10 m (frekuensi di bawah 30MHz).

 

Melansir dari detik, proyek teleskop bulan ini merupakan satu dari 23 proyek yang mendapatkan dana hibah bernilai total USD 7 juta dari NASA Inovative Advanced Concepts (NIAC). Untuk fase pertama ini masing-masing proyek mendapatkan USD 125 ribu yang digunakan untuk mengembangkan ide ini selama sembilan bulan.

 

Masih belum jelas kawah bagian mana yang akan digunakan untuk lokasi pembangunan teleskop ini. NASA menjelaskan bahwa proyek dalam program ini bukan misi resmi NASA dan membutuhkan puluhan tahun untuk dikembangkan.

 

LCRT bisa menjadi teleskop radio masa depan apabila pembangunannya berjalan dengan baik. LCRT bisa bergabung dengan FAST dalam membantu mendeteksi berbagai macam fenomena dari galaksi yang terdalam. Sebagai informasi FAST (Five-hundred metre Aperture Spherical Telescope) adalah teleskop radio terbesar di Bumi dengan berdiameter 500 meter.

KL For GAEKON