Kebijakan Tak Merata, Iri Dengki Tumbuh Subur Kala Pandemi

0
Kebijakan Tak Merata, Iri Dengki Tumbuh Subur Kala Pandemi

Gaekon.com – Kebijakan pemerintah terkait Covid-19 yang plinplan, tidak tegas, lemah, tidak adil dan merata telah sampai pada konflik horizontal. Suara-suara ketidakterimaan satu pihak mulai muncul. Saling tuding, saling kecam saling lempar kesalahan antar pihak mengemuka kala penanganan Covid-19.

Meski belum sampai pada konflik secara fisik – Naudzubillah, kita harapkan agar itu tidak sampai terjadi, Saya kok merasa Pemerintah Pusat tidak bisa meredam dan mendinginkan perasaan rakyatnya. Dalam artian gampang, pemerintah ibarat bapak yang tak kunjung meredam pertikaian antar anaknya.

Mulai muncul suara-suara petugas medis yang tidak terima sudah berkorban seorang diri. Sementara pihak lain yang masih melanggar PSBB ditangani secara entang.

Maka jangan kaget kalau ada omongan macam begini,

“PSBB diterapkan tapi tidak dipedulikan. Tenaga medis berjuang tanpa lelah namun di acuhkah. Bandara padat. Konser pun digelar”.

“Ketika solat berjamaah di masjid ditiadakan. Belanja berjamaah tetap dijalankan. Masih banyak juga yg nggak pake masker. Social distancing apa lagi Physical distancing pun tak terlihat di sini.. Dokter, perawat, dan yg berjuang di garda depan menangis melihat ini”.

“Mereka tidak serius tangani corona, mereka hanya serius mengosongkan masjid”.

“Orang ingin ibadah di mesjid ditutup dengan alasan memutus rantai virus
Mal-mal dibuka banyak orang berhamburan”.

Kondisi covid-19 di republik ini begitu kompleks memang. Makin kompleks diperparah dengan pemerintah yang tak jelas bikin kebijakan. Oke di tataran regulasi – berangkat dari niat yang bagus. Namun, implementasinya di lapangan seringkali tidak terkontrol.

Intine, ngurus negoro koyok lawak. Peraturan yang dibuat apa lalu yang ditegakkan apa di lapangan ora nyambung.

Namun, saya pribadi menjaga disiplin diri sekuat tenaga. Berusaha untuk tidak mengkafirkan siapapun. Individu maupun golongan, institusi atau pemerintahan. Sekalipun mereka semua sangat pantas dibegitukan. Saya lebih takut kalau Tuhan malah nuduh saya yang sesat dibandingkan terhadap mereka.

Adanya lempar tudingan antar lapisan masyarakat mulai tampak. Lalu akankah kita ikut-ikutan terseret arus pertikaian? Atau malah jadi pihak lain yang berperan sebagai juru damai?

Atau setidaknya jadi pihak ketiga? tidak berbuat apa-apa namun juga tidak berbuat yang merugikan untuk diri sendiri maupun orang lain.

#suaragaekoners

K For GAEKON