Kenapa Bisa “Lontong Balap” Namanya?

0
Lontong Balap
Sumber Foto: asianfoodnetwork.com

Gaekon.com – Siapa yang tak tahu kuliner legenda “Lontong Balap”, terlebih orang Surabaya, Jawa Timur, rasanya pasti sudah diluar kepala. Iya! Makanan yang satu ini cukup populer di Surabaya. Tapi, apa kalian tahu kenapa makanan ini namanya unik?

Kuliner lontong balap khas Surabaya ini banyak diminati oleh warga Surabaya. Tak hanya itu, masyarakat luar Kota Surabaya juga banyak yang ketagihan. Lontong balap pun memiliki sejarah hingga menjadi makanan khas Kota Surabaya.

Bermula Dari Sebuah Wadah Gentong

Makanan khas ini ada sejak 1913. Jika sekilas didengar, makanan ini memang terlihat unik namanya. “Lontong Balap”, sejarah nama ini bermula dari wadah serupa gentong yang dipikul oleh penjualnya.

Wadah serupa gentong itu kini diganti dengan panci yang terbuat dari logam, karena bobotnya berat. Para penjual lontong balap ini, untuk berebut pembeli di perjalanan dan pembeli di pasar berjalan cepat-cepat menuju pos terakhir di Pasar Wonokromo.

Dari jalan cepat ini menimbulkan kesan berpacu sesama penjual (dalam bahasa Jawa: balapan), dari balapan ini kemudian dikenal dengan nama lontong balap.

Berasal dari Kutisari

Penjual lontong balap pada zaman dulu didominasi oleh penjual dari Kampung Kutisari dan Kendangsari yang sekarang menjadi wilayah Surabaya Selatan. Dari Kutisari-lah makanan lontong balap berasal.

Kampung Kutisari dan Kendangsari, pada kenyataannya, keduanya sama-sama berjarak lebih kurang 5 km dari Pasar Wonokromo. Karena lontong balap dikenal luas oleh masyarakat dari Pasar Wonokromo yang sekarang berubah nama menjadi DTC, nama tempat itu pun melekat serta menjadi ciri khas nama masakan “Lontong Balap Wonokromo”.

Ciri Khas Lontong Balap

Ada satu ciri khas dari lontong balap yaitu lentho. Lentho terbuat dari kacang yang direndam dengan berbagai bumbu selama satu malam yang kemudian ditumbuk, dikepal dan digoreng.

Setiap penjual lontong balap mempunyai ciri khasnya masing-masing. Tergantung bumbu, kuah, dan lentho. Tak hanya sebagai bahan terpenting, membuat lentho juga cukup rumit.

Sebelum digoreng, lentho dibuat dari kacang yang direndam semalaman, lalu dibersihkan dan ditumbuk. Setelah itu, lentho dibumbui garam, kencur, daun jeruk, bawang putih, bawang merah, dan ketumbar.

Makanan ini sendiri terdiri dari lontong, taoge, tahu goreng, lentho, bawang goreng, kecap, dan sambal. Lontong balap terdiri dari lontong yang diiris-iris dan di atas irisan lontong ini ditumpangi irisan tahu dan remasan beberapa lentho, kemudian di atasnya ditumpangi kecambah setengah matang yang porsinya terbanyak dalam hidangan.

Setelah itu ditambahkan dengan kuah secukupnya, sambal dan kecap disesuaikan selera pembeli. Makanan ini dihidangkan dengan pasangannya yaitu, beberapa tusuk sate kerang. Pembeli juga dapat menambahkan kecap dan sambal petis.

Cita rasa lontong balap terasa sangat menyegarkan dengan perpaduan rasa manis, asin, dan gurih. Kuah lontong balap bening tak bersantan. Sehingga rasanya ringan dan tak membuat eneg sama sekali.

Lontong Balap Pak Gendut

Lontong balap Pak Gendut adalah satu dari sekian banyak kedai lontong balap yang ada di Surabaya. Awalnya Lontong Balap Pak Gendut ini mulai beroperasi pada Tahun 1958. Saat itu, cara berjualan keluar masuk kampung dengan ditemani rombong pikulan khas Lontong Balap.

Saat itu yang berjualan adalah orangtua dari Pak Gendut sendiri. Pada 1970-an Pak Gendut mulai membantu orang tuanya dengan melanjutkan jualan lontong balap di depan Bioskop Garuda.

Bioskop Garuda di jalan Kranggan ini dikenal sebagai tempat mangkal penjual lontong balap. Kerap kali dijuluki sebagai lontong balap Garuda karena masih memakai lapak kaki lima persis di depan Bioskop Garuda.

Kemudian pada 1985 Pak Gendut melanjutkan usaha orang tuanya sendiri dikarenakan orang tua sudah lanjut usia. Pada 1995 lontong balap Garuda milik Pak Gendut diubah menjadi lontong balap Pak Gendut karena julukan dari para pelanggan yang mungkin tidak tahu nama asli dari Pak Gendut.

Jadi pelanggan setia Pak Gendut memberikan julukan itu karena memang poster tubuhnya yang gendut. Tempat makan ini sekarang berada di Jalan Embong Malang No. 38 Surabaya dan Jalan Prof. Dr. Moestopo No.11. Tempat makan ini buka pada pukul 09.00-21.00.

KA For GAEKON