Museum Tsunami Aceh, Ciptakan Kembali Suasana Kepanikan Saat Tsunami

0
Museum Tsunami
Sumber Foto: bogor.urbanjabar.com

Gaekon.com – Warga Aceh pasti tak asing lagi dengan tempat yang satu ini, Museum Tsunami Aceh. Tak hanya sekedar museum biasa, tempat ini menyimpan sejuta cerita tentang bencana alam gempa bumi yang pernah terjadi di Aceh tahun 2004. Apakah kalian salah satu orang yang pernah berkunjung kesini?

Sebagai Bentuk Mengenang Korban

Museum Tsunami Aceh dibangun sebagai bentuk mengenang para korban dari musibah gempa dan tsunami. Indonesia pernah mengalami bencana dahsyat berupa gempa tsunami yang mengguncang Aceh pada tanggal 26 Desember 2004.

Sekitar pukul 07.58 WIB saat itu terjadi sebuah gempa dahsyat yang melanda Aceh. Gempa berkekuatan 9.3 skala richter (SR) ini menyebabkan serangkaian tsunami dahsyat di sepanjang daratan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia.

Aceh merupakan daerah yang terkena dampak paling parah selain Sri Lanka, Thailand, dan India. Korban jiwanya pun tak main-main, bahkan sampai menyentuh pada angka 170.000 jiwa. Itulah mengapa Museum Tsunami Aceh dibuat untuk mengenang korban dari tsunami Aceh tersebut, sekaligus tempat edukasi dan pusat evakuasi ketika bencana.

Dirancang Oleh Ridwan Kamil

Museum Tsunami Aceh berdiri pada tahun 2008 bulan Februari dan dirancang oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Meski telah diresmikan sejak Februari 2008, museum ini baru dibuka untuk umum pada tanggal 8 Mei 2011.

Arsitek asal Bandung ini memenangkan sayembara tingkat internasional yang diselenggarakan pada 2007 dalam rangka memperingati musibah tsunami 2004.

Museum ini berkonsep ‘Rumoh Aceh as Escape Hill’ dan sebagai referensi utamanya adalah nilai-nilai Islam, budaya lokal, dan abstraksi tsunami. Museum Tsunami Aceh merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris.

Pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi. Hal ini untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami.

Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius Suku Aceh. Atapnya membentuk gelombang laut, serta lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.

Bagian rooftop bangunan Museum Tsunami Aceh pun dirancang sebagai escape roof, yakni area evakuasi jika terjadi bencana banjir atau tsunami di kemudian hari.

Nama para korban dan warga yang selamat dari bencana tsunami saat itu dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum.

Terdiri Dari Beberapa Segmen

Museum Tsunami Aceh terbagi menjadi beberapa segmen. Segmen pertama yang berada di lantai dasar berfungsi sebagai wahana memperingati kejadian Bencana Tsunami 2004, berupa ruang display dokumentasi visual dan ‘cerobong’ berisi nama para korban.

Kemudian di segmen kedua yang berada di lantai 2 ada wahana edukasi tsunami berupa dokumentasi sejarah tsunami, diorama, berbagai alat peraga sains yang berkaitan dengan peristiwa tsunami dan ruang perpustakaan.

Sementara segmen ketiga adalah ruang terbuka di atap gedung yang berfungsi sebagai wahana evakuasi masyarakat ketika Tsunami kembali terjadi.

Menyimpan Ribuan Koleksi

Museum Tsunami Aceh menyimpan sekitar 6.038 koleksi. Ketika memasuki ruangan museum, kalian akan melewati sebuah lorong kecil dengan pencahayaan minim.

Lorong ini membuat emosi pengunjung campur aduk. Setelah itu ada ruang bernama The Light of God yang terdapat ratusan ribu nama korban dari bencana Tsunami Aceh.

Koleksi ini dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu koleksi etnografika, arkelogika, biologika, teknologika, keramonologika, seni rupa, numismatika dan heraldika, geologika, filologika, serta historika dan ruang audio visual.

Koleksi ini tidak dipamerkan secara serentak, ada beberapa yang nantinya diadakan dalam pameran temporer. Pengelola museum merotasi koleksi setiap enam bulan sekali.

Dalam satu pameran, ada 1.300 koleksi yang tersebar di tiga titik, yaitu rumah Aceh, pameran temporer, dan ruang pameran tetap.

Tiket Masuk Museum Tsunami Aceh

Museum Tsunami Aceh terletak di Banda Aceh, Aceh, Indonesia. Tepatnya di Jalan Sultan Iskandar Muda No 3, Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Posisinya tidak jauh dari Masjid Baiturrahman, sekitar 11 menit jika kalian berjalan kaki dan 1 menit ketika mengendarai kendaraan bermotor.

Untuk masuk Museum Tsunami Aceh memungut biaya sama yang nantinya menjadi Pendapat Asli Daerah (PAD). Harga tiket untuk anak anak, pelajar, dan mahasiswa sebesar Rp3.000, Rp5.000 untuk umum dan orang dewasa, dan Rp15.000 untuk turis mancanegara/asing.

Museum Tsunami Aceh beroperasi setiap hari mulai dari pukul 09.00-16.00 WIB (kecuali hari Jumat).

 

KA For GAEKON