Santa Claus terkenal sebagai pria dari Kutub Utara yang menaiki kereta salju yang ditarik oleh segerombolan rusa saat malam natal dan membagikan kado lewat cerobong asap. Santa Claus dipersonalisasikan sebagai pria gemuk, periang, berjanggut putih, berkacamata, dan mengenakan topi serta pakaian hangat berwarna merah dengan kerah bulu putih. Santa Claus membawa tas besar berisi kado untuk anak-anak dengan suara tawa khasnya “ho-ho-ho”.
Sejarah Santa Claus
Santa Claus merupakan seorang biarawan yang memiliki nama asli St. Nicholas yang lahir di Myra, Turki pada tahun 280 Masehi. St. Nicholas memberikan semua harta warisannya dan melakukan perjalanan ke pedesaan untuk membantu orang miskin dan sakit. Ia juga dikenal sebagai pelindung anak-anak dan pelaut. St. Nicholas pertama kali dikategorikan sebagai budaya populer di Amerika Serikat pada akhir abad ke-18 di New York. Keluarga Belanda di Amerika Serikat berkumpul untuk menghormati peringatan kematian Sint Nicholas (Bahasa Belanda dari St. Nicholas) atau disingkat menjadi Sinter Klaas. Sinter Klaas menjadi ujung tombak awal nama Santa Claus dari Bahasa Belanda dan sejarah natal dari zaman orang-orang awal Eropa hingga bangsa Roma.
Asal Mula Santa Claus Memberi Hadiah
Pendiri New York Historical Society, John Pintard mengaku bahwa pada pesta ulang tahun St. Nicholas tahun 1810, Alexander Anderson (kerabat Pintard) ditugaskan untuk menggambar sosok St. Nicholas sebagai tokoh agama. Lalu gambar itu menunjukkan St. Nicholas meletakkan hadiah di kaus kaki anak-anak yang tergantung di perapian. Hal ini menggambarkan bagaimana St. Nicholas membantu setiap orang. Gambar itu pun kemudian dikenal hingga saat ini.
Asal Mula Santa Claus Mengendarai Kereta Salju
Kisah Santa Claus mengendarai kereta salju dimulai pada tahun 1822 saat seorang bernama Clement Moore menambahkan beberapa elemen dari legenda Jerman dan Norwegia. Ia membuat Santa terlihat seperti peri atau malaikat dan menambahkan kereta salju yang ditarik dengan delapan rusa. Kereta ini juga yang digunakan Santa untuk mengantar hadiah yang dimasukkan ke dalam kaus kaki yang tergantung dekat perapian. Moore menggunakan konsep ini karena orang Skandinavia dan Finlandia menarik kereta salju dengan rusa.
Sejarah Baju Merah Putih Santa Claus
Seorang kartunis bernama Thomas Nast pada abad ke-19 melakukan penggambaran Santa Claus dalam Harper Weekly, dimana unsur yang menyenangkan ditambahkan ke gambar tersebut. Ia kemudian menggambarkan Santa Claus yang tinggal di Kutub Utara dan memiliki bengkel sendiri untuk membuat mainan yang akan ia berikan ke anak-anak. Sebagian besar gambar Santa Claus mengenakan pakaian berbagai warna mulai dari merah, ungu, dan lainnya. Coca Cola kemudian melakukan kampanye besar-besaran yang menggunakan Santa Claus yang berpakaian merah putih sebagai cerminan produk mereka. Akhirnya Santa pun lebih terkenal memakai baju merah dan putih.
Sejarah Kaus Kaki Santa Claus
Santa Claus terkenal memberikan hadiah di dalam kaus kaki di dekat perapian. Asal mulanya adalah dahulu terdapat tiga anak gadis dari sebuah keluarga terhormat di Kota Patara yang pada akhirnyya jatuh miskin. Sang ayah pun tidak dapat membeli mahar untuk menikahkan anak gadis pertama. Untuk menghindari rasa malu, sang ayah kemudian berencana menjual anak gadisnya sebagai seorang pelacur.
St. Nicholas yang mendengar kejadian itu kemudian memberi sebongkah emas secara diam-diam melalui jendela. Anak gadis itu pun akhirnya bisa menikah dan hidup bahagia. Ketika anak gadis kedua keluarga itu akan menikah, St. Nicholas juga kembali memberi sebongkah emas dan memasukkannya ke dalam kaus kaki anak kedua yang sedang dijemur di dekat perapian. Begitu juga dengan anak ketiga. Namun saat St. Nicholas memberikan emas untuk anak ketiga, ia ketahuan oleh sang ayah gadis. Sang ayah ternyata telah memata-matai perapian sepanjang malam. Semenjak itu, seluruh warga kota jadi mengetahui aksi baik yang dilakukan St. Nicholas.
Wah ternyata sosok Santa Claus bukan sekadar sosok fiksi buatan manusia. Ia ternyata benar-benar terinspirasi dari kebaikan hati seseorang di masa lalu. Semoga kebaikan itu menjadi semangat kita untuk berbuat baik juga ya Gaekoners.
FT for GAEKON