Gaekon.com – Satelit Republik Indonesia (Satria)-1 dibangun oleh Satelit Nusantara 3 dan dirakit Thales Alenia Space (TAS) di Prancis memakai platform SpaceBus NEO.
Biaya investasi pembuatan Satria-1 ini mencapai US$540 juta (sekitar Rp8 triliun). Biaya ini membengkak, lantaran awalnya US$450 juta (sekitar Rp6,6 triliun).
Biaya tambahan salah satunya karena semula Satria-1 akan diangkut menggunakan pesawat Antonov namun tidak bisa dilakukan karena kondisi perang Rusia dan Ukraina.
Satria-1 ini akan meratakan akses internet di area tertinggal, terdepan, terluar (3T). Rencananya satelit ini bisa memfasilitasi layanan internet di 50 ribu titik fasilitas publik dengan kecepatan 4 Mbps.
Satria-1 Satelit Terbesar Milik Indonesia
Untuk diketahui, Satria-1 ini sebelumnya telah meluncur pada Senin (19/6) pukul 05.21 WIB atau Minggu (18/6) pukul 18.21 waktu Florida, Amerika Serikat.
Satelit terbesar milik Indonesia ini sukses mengangkasa menujut target orbit 146 Bujur Timur. Satria-1 dibawa roket Falcon 9 punya SpaceX dari landasan di Cape Canaveral, Florida.
Falcon 9 adalah roket yang mendarat vertikal dan bisa dipakai ulang untuk misi selanjutnya.
Tahap pertama peluncuran Satria-1 berjalan lancar hingga pendorong pertama melepaskan diri lalu Falcon 9 mendarat sempurna di Bumi.
Kemudian pada tahap kedua Satria-1 melanjutkan perjalanan sambil dibawa pendorong kedua menuju target orbit. Satria-1 butuh waktu 27 menit hingga sampai di orbit yang sudah ditetapkan.
KA For GAEKON