Gaekon.com – Perayaan Natal pada umumnya dilakukan di dalam gereja untuk ibadah. Selain itu para umat kristiani juga merayakan natal dengan berkumpul bersama keluarga untuk makan bersama dan bertukar kado.
Tradisi tersebut sangat familiar ditelinga. Padahal masih banyak tradisi natal di setiap daerah di Indonesia yang mungkin belum kalian ketahui.
Terbilang unik, dan setiap tradisi yang dilakukan ini juga mempunyai makna yang berbeda-beda, tentunya menyenangkan. Kira-kira apa saja ya?
-
Rabo-Rabo (Jakarta)
Tradisi Rabo-Rabo merupakan tradisi orang-orang keturunan Portugal yang tinggal di Kampung Tugu.
Tradisi ini diawali dengan mengunjungi gereja terdekat dan rumah warga lain sebagai bentuk kebersamaan. Rabo-Rabo ini diiringi musik tradisional Keroncong Tugu dan tarian yang dilakukan bersama-sama.
Setelah itu warga akan dibubuhi dengan bedak warna-warni sebagai bentuk penebusan dosa dan permintaan maaf menjelang tahun baru.
-
Wayang Kulit (Yogyakarta)
Yogyakarta menjadi salah satu kota yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional, termasuk saat perayaan Natal.
Biasanya, saat perayaan Natal akan diwarnai dengan pertunjukan wayang kulit bertema kelahiran Yesus Kristus.
Saat melakukan ibadah, para pemuka agama akan melaksanakannya dalam bahasa jawa. Mereka juga akan menggunakan pakaian khas Yogyakarta, seperti beskap dan blangko.
-
Marbinda (Sumatera Utara)
Tradisi Marbinda ini terbilang cukup unik. Bagaimana tidak, tradisi ini merupakan tradisi Natal yang mengajak masyarakat setempat untuk mengumpulkan uang guna membeli hewan kurban.
Jenis hewan kurban yang dipersembahkan cukup beragam, dari babi, lembu, hingga kerbau. Daging hewan tersebut akan dibagikan kepada seluruh warga yang telah berdonasi. Tradisi Marbinda ini dilakukan sebagai lambang kebersamaan dan gotong royong.
-
Penjor (Bali)
Penjor menjadi salah satu tradisi Natal yang dilakukan di Bali. Dalam perayaan ini, setiap warga kristiani biasanya akan menghiasi rumah dan gereja dengan janur kuning.
Mereka akan mengenakan kain tradisional, seperti kebaya, selendang dan kain kamen berwarna hitam dan putih saat beribadah di gereja. Tradisi ini terinspirasi dari perayaan Galungan yang dilakukan umat Hindu.
-
Ngejot (Bali)
Tradisi Ngejot ini juga menjadi salah satu tradisi Natal yang unik. Dalam tradisi ini, masyarakat Bali akan saling mengantarkan bingkisan berisi makanan khas Bali kepada keluarga dan tetangga, seperti lawar urap dan sate babi.
Uniknya, saat mengantarkan bingkisan, masyarakat Bali akan mengenakan pakaian adat dan menghiasi jalanan dengan penjor (daun mirip bambu) yang melambangkan naga Anantaboga.
Tradisi ini menjadi simbol kerukunan umat beragama di Bali dan mempererat tali persaudaraan.
-
Kunci Taon (Manado)
Dalam tradisi Kunci Taon ini, masyarakat Manado melakukan parade keliling kota dengan kostum Sinterklas. Para pemuda juga akan berkeliling rumah untuk memberikan hadiah kepada anak-anak.
Sebagian warga Manado juga memiliki kebiasaan melakukan pawai keliling dan membersihkan makam kerabat. Inilah yang membuat tradisi Natal di Manado berbeda dari daerah lainnya.
-
Lovely December (Toraja)
Festival Budaya dan Pariwisata “Lovely December” adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah Toraja. Tradisi ini sebagai bentuk syukur menyambut Natal dan Tahun Baru bagi masyarakat Toraja, yang mayoritas beragama kristen.
Rangkaian acaranya yaitu pameran kuliner, kerajinan daerah, dan lomba kerajinan tradisional. Puncak dari festival ini adalah pesta kembang api dan prosesi Lettoan yang diadakan pada tanggal 26 Desember.
Lettoan adalah ritual mengarak babi dengan simbol budaya yang mewakili tiga dimensi kehidupan manusia. Tiga simbol yang digunakan adalah:
- Saritatolamban berupa tangga yang melambangkan doa dan harapan untuk kehidupan lebih baik.
- Matahari melambangkan sumber cahaya kehidupan.
- Bunga melambangkan kesuksesan hidup masyarakat Toraja.
-
Meriam Bambu (Flores)
Perayaan Natal di Flores, tepatnya di Pulau Nusa Tenggara Timur terbilang cukup unik. Mereka menyalakan meriam bambu yang diadakan saat malam Natal hingga tahun baru.
Tak hanya itu, mereka juga mengadakan lomba membuat “Kandang Natal” di gereja. Acara ini ditujukan untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus di dalam tempat yang penuh kesederhanaan.
-
Sirine kapal dan Lonceng (Ambon)
Salah satu ciri khas perayaan Natal di Ambon yang paling populer adalah sirine kapal dan lonceng gereja yang dibunyikan secara bersamaan.
Namun, ada tradisi khusus lainnya yang dilakukan warga kota Naku, Leitimur Selatan. Mereka akan menggelar upacara adat ‘penyucian’ sebagai lambang pembebasan dari dosa. Orang-orang akan berkumpul di rumah komunitas warga untuk mengadakan ritual adatnya masing-masing.
Setelah itu, mereka akan menyanyikan lagu-lagu dalam bahasa daerah dan menari dengan iringan Tifa (alat musik tradisional). Sementara para perempuan akan membawa sirih, pinang, dan minuman tradisional, yang disebut sebagai Sopi.
-
Barapen (Papua)
Tradisi Barapen adalah acara membakar batu yang nantinya digunakan untuk memasak daging sebagai hidangan makan bersama. Dalam persiapan upacara Barapen, para pria akan membuat lubang untuk meletakkan batu panas.
Dalam lubang tersebut, akan dimasukkan daun pisang untuk memasak daging babi, yang kemudian ditutupi dengan daun tebal dan batu hingga 3 tingkat. Di sisi lain, para wanita akan menyiapkan sayuran, seperti kangkung, pakis, singkong, bayam, pepaya, dan ubi jalar.
Tradisi Barapen di Papua ini dilakukan dari tahun ke tahun sebagai bentuk rasa syukur, kebersamaan, dan berbagi.
Nah, itu tadi beberapa tradisi unik perayaan Natal di Indonesia. Tak hanya menjadi hari raya bagi umat kristen, tradisi ini juga menjadi waktu untuk berbagi sukacita bersama dengan orang yang dicintai.
KA For GAEKON