Ditengah pandemi corona yang masih terus berlanjut kasusnya, umat islam tetap menjalankan kewajibannya untuk berpuasa di bulan suci Ramadhan ini. Tak hanya Indonesia, di seluruh dunia juga sedang menikmati bulan Ramadhan.
Seperti yang dilansir GAEKON dari CNN, di tengah lockdown pandemi corona, para jemaah di Bosnia tampak menghadiri ibadah dan acara keagamaan lainnya di masjid. Namun tidak semua tradisi Ramadhan menjadi korban dari adanya virus corona ini.
Seperti halnya saat berburu takjil. Toko-toko di Bosnia masih terlihat buka menjual berbagai macam dagangannya. Muslim Bosnia mengantre untuk membeli roti somun di luar toko roti tradisional di Sarajevo.
Tak hanya berburu makanan takjil, masih ada tradisi lain di Bosnia saat Ramadhan yang masih terus dipertahankan. Meskipun di tengah pandemi corona seperti ini, tradisi Negara tersebut yang masih selamat adalah tembakan meriam saat matahari terbenam.
Tembakan meriam tersebut sebagai sinyal untuk memberitahu masyarakat Sarajevo bahwa puasa telah berakhir dan mereka dapat memulai makan malam atau berbuka puasa. Pria yang bertugas menembakkan Meriam tersebut adalah Smail Krivic.
Dirinya berharap lockdown akan dikurangi pada bulan Ramadhan, sehingga memungkinkan jemaah bisa kembali beribadah di masjid. Selama ratusan tahun, menembakkan meriam ini telah menjadi pekerjaan keluarga Krivic.
Sampai sekarang tradisi menembakkan meriam saat matahari terbenam dan menjelang berbuka puasa tersebut masih terus dilakukan. Namun ada tradisi di Bosnia yang mengalami perubahan juga karena adanya lockdown akibat pandemi corona.
Salah satunya yaitu penutupan tempat belanja. Setiap tahunnya saat Ramadhan, Ajna Ribic biasanya mengunjungi pasar tradisional saat sore hari untuk menyiapkan menu berbuka puasa. Namun, di tengah pandemi virus corona, dirinya tidak bisa melakukan hal itu lagi.
Kegiatan berbelanja di pasar tradisional ditiadakan, dan sebagai gantinya ia pergi ke supermarket untuk berbelanja seadanya. Namun hari itu Ribic terlihat senang saat bertemu ayahnya di supermarket. Karena lockdown di Bosnia, mereka sudah lama tidak bertemu.
Ayah Ribic, Enver Karalic mengatakan Ramadhan tahun ini, dirinya dan keluarga merayakan dengan cara terpisah. Hal ini dilakukan guna menjaga kesehatan mereka, agar tidak ada yang terpapar virus corona dan tetap aman-aman saja.
“Demi kesehatan kita dan keluarga, kami harus merayakan Ramadhan secara terpisah,” Kata Enver Karalic.
Ribic biasanya menggelar acara buka puasa bersama untuk keluarganya. Hal ini sudah rutin dilakukan sejak menikah beberapa tahun yang lalu. Namun di tahun ini sangat berbeda, dirinya tidak bisa menghabiskan waktu berbuka puasa dengan teman dan keluarganya.
“Kami menghabiskan banyak waktu dengan teman dan keluarga selama Ramadhan, dan ada juga banyak acara khusus yang diselenggarakan di kota. Saya sangat merindukan itu, ini menjadi Ramadhan yang tidak biasanya,” kata Ribic.
Sebagai informasi, sejak 15 Maret 2020, Bosnia telah menerapkan lockdown. Kasus yang terjadi di Negara tersebut juga tidak kecil. Negara ini telah melaporkan lebih dari 1.400 kasus positif Covid-19 dan 55 kematian.
KL For GAEKON