Trenggiling termasuk mamalia, memiliki sisik yang keras dan kuat. Hewan ini menjadi perbincangan sebagai penyebab penyebaran virus corona. Studi di China menunjukkan bahwa trenggiling merupakan inang perantara dalam proses penularan.
Berdasarkan pantauan GAEKON dari IDNTimes, menurut daftar merah badan internasional pelestarian alam IUCN, trenggiling termasuk mamalia yang kritis terancam punah. Seekor trenggiling diambil setiap menitnya dari habitat asli. Hal ini membuat mereka menjadi mamalia yang paling sering diperdagangkan secara ilegal.
Di sebagian wilayah Afrika, trenggiling disajikan sebagai hidangan mewah. Bukan hanya itu, hewan ini terkenal akan sisiknya yang kerap dijadikan sebagai bahan makanan oleh masyarakat China karena dipercaya memiliki beberapa manfaat kesehatan.
Mengutip dari buku “Poached: Inside the Dark World of Wildlife Trafficking” yang ditulis oleh Rachel Love Nuwer terbitan Hachett UK, permintaan akan trenggiling cukup tinggi. Hal inilah yang membuat hewan bersisik keras ini masuk dalam daftar hewan yang hampir punah.
Seperti yang dikutip GAEKON dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta menarik mengenai trenggiling.
- Trenggiling terdiri dari 8 spesies, dua diantaranya kritis dan terancam punah
Trenggiling memiliki 8 spesies yang masih hidup dan tengah menghadapi ancaman kepunahan akibat perdagangan liar. 8 spesies ini diantaranya empat spesies yang hidup di Afrika dan empat spesies lagi di Asia.
Trenggiling Sunda atau trenggiling Jawa yang hidup di hutan-hutan Indonesia juga tidak luput dari ancaman kepunahan. Menurut daftar merah IUCN, trenggiling Sunda merupakan satu dari dua spesies trenggiling yang kritis terancam punah. Spesies kritis terancam punah lainnya adalah trenggiling China yang hampir punah pada pertengahan tahun 1990.
- Sisik trenggiling terbuat dari keratin
Fakta kedua dari hewan trenggiling ini adalah memiliki sisik keras. Sisik kerasnya tersebut terbuat dari Keratin. Trenggiling merupakan satu-satunya mamalia yang seluruh tubuhnya tertutup keratin. Sekitar 20% dari jumlah bobot tubuh mereka datang dari sisik. Sisik ini terbuat dari keratin, material serupa yang membentuk kuku kita. Meskipun demikian, masih banyak orang yang percaya bahwa sisik trenggiling bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
- Bukan hanya dagingnya, sisik trenggiling juga dimanfaatkan sebagai obat
Sejak beberapa abad yang lalu, hampir 500 resep obat tradisional China memerlukan sisik. Melansir dari Kompas, Dalam tulisan “Compendium of Materia Medica” yang ditulis oleh Li Shih-Chen di tahun 1597, sisik trenggiling digunakan untuk mengobati kecemasan dan keributan anak-anak di malam hari.
Selain itu, kelumpuhan tangan dan kaki, gigitan serangga dan malaria, bahkan kerasukan iblis juga dikatakan dapat disembuhkan melalui obat tradisional yang dibuat dari sisik trenggiling.
Beberapa praktisi obat tradisional juga mengatakan bahwa sisik trenggiling mampu meningkatkan potensi seksual para pria dan mengatur menstruasi wanita. Sisik trenggiling juga dipercaya dapat membuat manusia terhindar dari ketidaksuburan, melancarkan ASI, dan mengobati kanker payudara. Sisik yang diselundupkan ke luar negeri, bisa dijual dengan kisaran harga 7000 dollar per kilogram, atau 98 juta rupiah.
- Trenggiling mempunyasi sisik keras yang efektif melindungi dari serangan predator besar
Sisik trenggiling yang keras dan khas ini sangat efektif melindungi dirinya dari serangan predator buas. Dalam keadaan terancam, trenggiling akan menggulung dirinya seperti bola untuk mengelabuhi musuhnya.
Sisik yang cukup keras ini mampu membuat predator buas menyerah untuk menyerangnya. Predator buas yang sering menyerang trenggiling adalah singa, harimau, dan macan tutul. Namun pertahanan diri ini tidak melindungi mereka dari manusia. Posisi defensif trenggiling justru membuat mereka lebih mudah ditangkap dan diambil manusia di alam liar.
- Lidah trenggiling bisa lebih panjang dari badannya
Trenggiling secara alami memiliki lidah panjang karena sumber makanan mereka ada di bawah tanah. Lidah panjang dan air liur yang lengket ini digunakan untuk mencapai isi sarang semut atau serangga. Biasanya, lidah mereka bisa mencapai lebih dari 40 cm, melebihi panjang tubuh mereka.
- Trenggiling menelan kerikil untuk mencerna semut dalam perut
Trenggiling tidak memiliki gigi untuk mengunyah makanan mereka. Oleh sebab itu, mereka biasa menelan batu-batu kecil atau kerikil untuk membantu menggiling semut dan serangga di dalam perut. Proses ini terjadi di sebuah organ khusus yang juga terbungkus keratin.
- Bau trenggiling hampir sama dengan sigung
Trenggiling memiliki kelenjar di dekat anus yang bisa mengeluarkan cairan berbau. Tidak jauh berbeda dengan sigung, trenggiling akan menggunakan cairan tersebut untuk mempertahankan diri atau menandai wilayah mereka.
- Seekor trenggiling dapat memakan 20.000 semut setiap harinya, atau 73 juta semut setiap tahun
Sebagai pemakan serangga, trenggiling menjadi pengendali populasi rayap paling penting di habitat mereka. Dilansir dari Discover Wildlife, seekor trenggiling ternyata bisa memakan 20.000 semut setiap harinya, atau sekitar 73 juta semut setiap tahunnya.
- Seekor trenggiling diambil secara ilegal dari alam liar setiap lima menit
Melansir dari Komisi Keselamatan Spesies Pangolin IUCN, bahwa seekor trenggiling diambil secara ilegal dari alam liar setiap lima menitnya. Hal ini membuat trenggiling menjadi mamalia liar yang paling sering dan banyak diperdagangkan di seluruh dunia.
Komisi tersebut menyarankan untuk tidak membeli produk yang terbuat dari trenggiling. Meningkatkan kesadaran dan melakukan donasi bisa menjadi alternatif cara untuk melindungi trenggiling dari kepunahan.
Selain melalui Pihak pemerintah, ada juga upaya dari beberapa kelompok yang menyuarakan hak-hak hewan di seluruh dunia yang turut berpartisipasi dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap keadaan trenggiling. Oleh karena itu, terciptalah World Pangolin Day yang dirayakan setiap hari Sabtu ketiga di bulan Februari.
KL For GAEKON