Gaekon.com – Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriyah hampir di depan mata. Tanpa sadar, umat muslim sudah menjalani ibadah puasa setengah bulan.
Hari dimana para ibu-ibu sibuk mencari baju lebaran untuk satu keluarga, baik itu suami maupun anak-anaknya.
Memang bukan sebuah keharusan, namun baju baru saat lebaran seperti sudah menjadi tradisi tersendiri untuk umat islam.
Tak heran, jika saat ini toko-toko baju hingga mal dipenuhi dengan manusia yang berburu diskon baju lebaran.
Nah, berbicara soal baju lebaran sepertinya pakaian wanita selalu identik dengan kaftan. Memadukan antara tradisi dan modernitas, kaftan hadir dalam berbagai rupa.
Memang terlihat cantik dan elegan ditubuh wanita, namun tahukah kalian bagaimana asal usul dari pakaian ini?
Kaftan di era kontemporer
Nama kaftan berasal dari bahasa Persia, sedangkan gaya busana ini sendiri diyakini berasal dari Mesopotamia Kuno.
Kaftan dikenal sebagai pakaian wanita di era kontemporer. Namun menurut sejarahnya, kaftan adalah mantel panjang hingga kaki, dengan kancing di bagian depan, yang dikenakan oleh pria.
Pria-pria asal Persia lah yang mengenakan kaftan ini sebagai pakaian sehari-harinya. Kaftan di masa lampau terbuat dari bahan wol, kasmir, sutra, atau katun. Para pria mengenakan kaftan dengan ikatan sabuk.
Dikenakan oleh Rusia dan Kerajaan Ottoman
Selain di Persia, kaftan juga dikenakan oleh pria di beberapa wilayah lainnya. Wilayah tersebut seperti Rusia dan Kerajaan Ottoman. Di Rusia, kaftan dipakai bersamaan dengan celana linen biru bergaris, sepatu bot, selempang sutra, topi bulu, dan cambuk.
Penggunaan kaftan di Rusia semakin meluas pada abad ke-19 Masehi. Mulai dari petani hingga pedagang mengenakan kaftan sebagai pakaian sehari-harinya.
Berbeda dengan Rusia, para pria di Kerajaan Ottoman justru memiliki bentuk kaftan yang beragam. Hal ini disesuaikan dengan kedudukan individu tersebut di masyarakat.
Dari masa ke masa, terdapat perbedaan pola dekorasi kaftan yang dikenakan pria-pria Kerajaan Ottoman. Dari abad ke-14 hingga ke-17 Masehi, bahan tekstil dengan pola-pola besar digunakan.
Semenjak akhir abad ke-16 dan dan awal abad ke-17 Masehi, pola-pola dekorasi yang ada pada kaftan berubah menjadi lebih kecil dan lebih cerah. Salah satu kaftan yang paling prestisius bermotif Yollu, yakni motif bergaris vertikal dengan pola kecil-kecil.
Jubah Pullover
Di wilayah Afrika Barat kaftan dikenakan oleh laki-laki dan perempuan. Kaftan di Afrika Barat berbentuk jubah pullover.
Kaftan yang dikenakan perempuan merupakan kaftan umum yang dapat dijumpai di berbagai wilayah lain. Sedangkan kaftan untuk pria diberi nama Kaftan Senegal.
Di wilayah Afrika Barat, Kaftan Senegal merupakan pakaian formal yang dipakai secara luas. Salah satu keunikan Kaftan Senegal adalah penggunaannya yang dibarengi dengan celana bernama Tubay. Hal ini disebabkan panjang Kaftan Senegal yang hanya mencapai setengah betis saja. Penggunaan Kaftan Senegal di wilayah Afrika Barat juga dibarengi dengan topi bernama Kufi.
Identik dengan Pakaian Muslim
Kaftan kini identik dengan pakaian wanita muslim. Teori yang paling kuat menyebutkan bahwa tradisi wanita mengenakan kaftan di hari raya berawal dari Maroko.
Kala itu, perempuan Maroko akan mengenakan kaftan untuk pesta makan malam, pesta tunangan, atau pernikahan.
Para pedagang Arab yang berkelana hingga ke seluruh penjuru dunia dianggap menyebarkan budaya kaftan perempuan. Tak terkecuali ke Asia Tenggara.
Pedagang-pedagang Arab dianggap membawa budaya kaftan hingga ke negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Indonesia.
KA For GAEKON