Bosscha: Observatorium Tempat Syuting ‘Petualangan Sherina’ Hingga ‘Pengabdi Setan 2’

0
wisata-observatorium-bosscha-e1573293293261.jpg (1596×800)
https://piknikwisata.com/jabar/bandung/museum/observatorium-bosscha/

Observatorium Bosscha merupakan observatorium astronomi terbesar di Indonesia dengan kontribusi dalam penelitian dan pendidikan astronomi yang signifikan di Asia Tenggara. Observatorium ini memiliki peran untuk mengamati objek astronomi maupun fenomena yang terkait, seperti eksoplanet, sabit muda (hilal), bintang ganda, gugus terbuka, dan okultasi.

Sejarah Pembangunan Bosscha

Observatorium Bosscha dahulu dikenal sebagai Bosscha Sterrenwacht dan dibangun atas inisiasi dari Karel Albert Rudolf (K.A.R) Bosscha. Ia dibantu oleh kemenakannya yang bernama R.A Kerkhoven dan seorang astronom Hindia Belanda bernama Joan George Erardus Gijsbertus Voute. Bosscha mengumpulkan para peminat pembangunan observatorium yang kemudian pada tanggal 12 September 1920 di Hotel Homann Bandung dibentuklah Perhimpunan Astronomi Hindia Belanda atau Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereniging (NISV). Tujuan organisasi ini adalah untuk mendirikan dan memelihara sebuah observatorium astronomi di Hindia Belanda dan memajukan ilmu astronomi.

Karel Bosscha menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Jasa Karel Bosscha kemudian diabadikan menjadi nama observatorium ini yang diresmikan pada 1 Januari 1923. Pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV secara resmi menyerahkan observatorium Bosscha ke pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia kemudian menitipkan observatorium ini sebagai bagian dari FIPIA Universitas Indonesia yang kemudian menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung.

Sejak tahun 2004 observatorium Bosscha dicanangkan sebagai cagar budaya nasional dan pada akhirnya melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 184/M/2017, observatorium Bosscha ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya tingkat nasional melalui penilaian atas kualitas kondisi fasilitas lahan dan fisik gedung, serta instrumentasi observatorium. Observatorium Bosscha juga ditetapkan menjadi objek vital nasional sejak tahun 2008.

Teleskop yang Ada di Observatorium Bosscha

Instrumen yang pengamatan yang ada di observatorium Bosscha didominasi oleh teleskop optik yang berjumlah 8 teleskop utama dan belasan teleskop portabel. Teleskop lainnya berupa teleskop radio yang berjumlah 3. Beberapa teleskop yang ada di observatorium Bosscha adalah:

  1. Teleskop Refraktor Ganda Zeiss
zeiss2.jpg (667×1003)
https://bosscha.itb.ac.id/id/tentang/instrumen/

Teleskop ini memiliki diameter lensa 0.6 m (ganda), panjang fokus 1080 cm atau 10.8 m, fokus rasio f/18, dan skala bayangan 18.4”/mm. Teleskop ini terletak pada satu-satunya gedung kubah di observatorium Bosscha dan telah menjadi landmark Bandung selama lebih dari 85 tahun. Teleskop ini adalah teleskop terbesar dan tertua di observatorium Bosscha.

  1. Bosscha Robotic Telescope (BRT)
brt2.jpg (816×1225)
https://bosscha.itb.ac.id/id/tentang/instrumen/

Tipe teleskop ini adalah Corrected Dall – Kirkham dengan diameter 14 inci atau 0.36 m, panjang fokus 2592 mm dan rasio fokal f/7.2. Teleskop ini merupakan teleskop paling baru di observatorium Bosscha dan mampu menghasilkan citra datar yang melingkupi area sebesar 70 mm yang terbebas dari kesalahan astigmatisma dan off-axis.

  1. Teleskop STEVia
stevia1.jpeg (1000×666)
https://bosscha.itb.ac.id/id/tentang/instrumen/

Teleskop STEVia (Survey Telescope for Exoplanet and Variable Star) adalah sistem teleskop baru di observatorium Bosscha yang dibangun pada tahun 2013. Teleskop ini menempati bangunan yang sebelumnya dihuni teleskop Unitron. Teleskop ini menggunakan sistem kendali terkomputerisasi dan dapat dikendalikan dari jarak jauh dengan jaringan internet.

  1. Teleskop Bamberg
bamberg1.jpeg (1000×666)
https://bosscha.itb.ac.id/id/tentang/instrumen/

Teleskop ini memiliki diameter lensa 37 cm, panjang fokus 700 cm, fokus rasio f/18.9, dan memiliki alat tambahan berupa filter matahari. Teleskop ini berada pada sebuah gedung beratap setengah silinder dengan atap geser yang dapat bergerak maju mundur untuk membuka atau menutup. Karena bentuk bangunannya, teleskop ini hanya dapat menjangkau untuk pengamatan benda langit dengan jarak zenit 60 derajat atau untuk benda langit yang lebih tinggi dari 30 derajat dan azimuth dalam sektor timur-selatan-barat.

  1. Teleskop Portable
port1.jpg (1280×960)
https://bosscha.itb.ac.id/id/tentang/instrumen/

Teleskop ini didesain untuk pemakaian yang mobile atau berpindah-pindah. Diameter teleskop ini berkisar dari 66 mm sampai 200 mm atau 0.2 m. Teleskop ini biasa digunakan untuk kegiatan praktikum mahasiswa astronomi, kerja praktik, maupun kegiatan layanan publik, terutama untuk malam umum.

 

Observatorium Bosscha terletak di Jalan Peneropongan Bintang, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat. Jaraknya adalah sekitar 15 km dari wilayah pusat Kota Bandung. Nah, Gaekoners sudah pernah belum berkunjung ke observatorium Bosscha?

 

FT for GAEKON