Bunga Edelweis adalah bunga cantik yang biasa ditemukan saat mendaki di beberapa gunung di Indonesia. Bunga yang memiliki nama latin Anaphalis javanica ini juga disebut dengan Bunga Senduro dan terkenal dengan penampilannya yang cantik. Bunga ini merupakan tumbuhan endemik zona montana atau alpina. Menurut sejarah, Bunga Edelweis pertama kali ditemukan di lereng Gunung Gede, Jawa Barat oleh ilmuwan asal Jerman bernama Caspar George Karl Reinwardt saat ia berada di lereng bukit. Pada tahun 1819, Bunga Edelweis kemudian diteliti lebih lanjut oleh Carl Heinrich Schultz. Penelitian ini dilakukan di sekitar Gunung Semeru serta Gunung Merbabu.
Mengapa Dijuluki Bunga Abadi?
Bunga Edelweis dijuluki sebagai bunga abadi karena ia dapat mekar dalam jangka waktu yang lama dan tidak mudah layu atau mati. Bunga ini memiliki hormon etilen yang berfungsi untuk mencegah kerontokan pada kelopak bunga, Bunga Edelweis mampu mekar dan bertahan selama 10 tahun lamanya.
Bunga Edelweis Mampu Menghalau Udara Dingin
Bunga Edelweis kebanyakan tumbuh di daerah pegunungan yang dingin karena ia memiliki bulu yang tebal. Bulu tebal dari bunga ini memiliki manfaat untuk menghalau udara dingin di pegunungan. Bagian akar bunga ini bersimbiosis mutualisme dengan jamur mikoriza, yang bertujuan untuk bertahan hidup di tanah yang tandus seperti pada lereng gunung. Jamur mikoriza yang hidup di tanah vulkanik dapat membantu akar Bunga Edelweis menyebar lebih luas di dalam tanah, sehingga agian akar dari bunga ini akan mendapat nutrisi serta air untuk pertumbuhan bunga.
Cara Bunga Edelweis Berkembang Biak
Bunga Edelweis dapat tumbuh pada ketinggian hingga 8 meter dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia. Namun umumnya bunga ini tidak akan tumbuh melebihi 1 meter. Pada umumnya Bunga Edelweis berkembang biak secara generatif. Hal ini karena serbuk bunga ini memiliki massa yang ringan sehingga mudah terbawa oleh angin.
Ciri Bunga Edelweis
Beberapa ciri Bunga Edelweis adalah:
- Merupakan tumbuhan epifit, sehingga batangnya tidak membesar
- Batang Bunga Edelweis berfungsi sebagai tangkai bunga, serta tertutupi oleh kulit yang memiliki tekstur kasar dan cerah
- Daunnya berbentuk linear serta lancip
- Panjang daun bunga ini berkisar 4 hingga 6 cm dengan lebar kurang lebih 0.5 cm
- Daun bunga ini memiliki bulu-bulu halus yang berwarna putih dan mirip wol
- Pada setiap tangkai bunga, ada kurang lebih lima hingga enam kepala bunga dengan ukuran kurang lebih 5 mm yang dikelilingi oleh daun muda
- Kelopak Bunga Edelweis memiliki warna putih dengan tekstur yang lembut, sedangkan kepala bunga berwarna kuning
- Tumbuhan ini merupakan tumbuhan endemik yang hanya dapat tumbuh di ketinggian 2000 hingga 3000 mdpl
- Bunga Edelweis biasanya akan muncul antara bulan April hingga Agustus
- Banyak serangga yang sangat menyukai bunga ini, seperti lalat, kupu-kupu, tabuhan, serta lebah
- Jika batangnya cukup kokoh, tanaman ini dapat menjadi tempat bersarang bagi burung
- Ekstrak bunga ini mengandung antioksidan yang tinggi dan memiliki kandungan antimikroba yang mampu membasmi jamur, bakteru, serta memiliki kandungan anti peradangan
Dimana Dapat Menemukan Bunga Edelweis?
Bunga Edelweis tumbuh di pegunungan Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Swiss, Polandia, Bulgaria, Rumania, Slovakia, dan Austria. Sedangkan di Indonesia, bunga ini dapat ditemukan di Gunung Semeru, Gunung Bromo, Gunung Lawu, Gunung Gede, Gunung Kawi, Gunung Rinjani, Gunung Pangrango, Gunung Papandayan, dan dataran tinggi Dieng.
Mitos Bunga Edelweis
Menurut beberapa mitos, Bunga Edelweis menggambarkan kisah cinta seseorang. Bunga ini menjadi simbol cinta sejati karena sifatnya yang mekar dan tidak layu dalam waktu yang lama. Mitos ini kemudian berkembang menjadi jika sesorang memberikan bunga ini kepada kekasihnya, maka hubungan mereka akan abadi.
Bunga Edelweis dilindungi oleh Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, pasal 33 ayat (1) dan (2) yang berbunyi “Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional”. Bunga ini juga termasuk dalam aturan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
FT for GAEKON