Turunnya air hujan setiap harinya menandakan bahwa Indonesia sudah mulai memasuki musim penghujan lagi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.
Menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia, terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret. Selanjutnya dikisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan. Pada awalnya cuaca ekstrem menjangkau Jawa Tengah terlebih dahulu dibandingkan wilayah lain. Karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.
Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut. Skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari.
Sementara itu, terkait dengan potensi bencana pada musim pancaroba, selain angin puting beliung, ada bencana lain yang wajib diwaspadai yaitu angin kencang, petir, dan hujan lebat yang datang tiba-tiba. Daerah yang berpotensi terkena bencana tersebut cenderung merata.
Akibat hujan lebat ?
1. Banjir
Kepala Bidang Diseminasi Informasi Hukum dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko mengklaim awal Januari bukan puncak musim hujan 2020 di seluruh Indonesia. Awal Januari dibuka dengan hujan dan banjir di mana-mana.
Dalam kurun waktu dua bulan pada 2020 ini, kawasan DKI Jakarta sudah enam kali direndam banjir dengan luas wilayah yang signifikan. Di luar itu, ada dua kali pula kejadian banjir dengan wilayah terdampak yang minim, yakni 2-4 titik banjir. Korban akibat banjir berjatuhan dimana-mana. Banyak yang meninggal karena terseret arus banjir. Rumah penduduk banyak yang kotor karena dipenuhi air keruh. Barang-barang yang ada di dalam rumah penuh dengan lumpur akibat banjir. Hewan yang hidup didalam sungai semuanya keluar dan berenang masuk rumah penduduk. Selain itu mobil yang terparkir rapi didepan rumah juga ikut menjadi korban terseret arus banjir.
Bukan hanya di ibu kota saja. Banjir juga terjadi disebagian wilayah di Indonesia. Kabupaten Bandung Barat, diterjang banjir bandang pada awal tahun. Akibat bencana ini, sebanyak 150 rumah di Perumahan Cimareme Indah, Blok D RT 04/03, Desa Margajaya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), rusak. Wilayah lainnya yang juga terdampak banjir bandang adalah Kampung Pajagalan, RT 05/02, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Di wilayah ini, sebanyak 77 rumah rusak.
Banjir juga terjadi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyebabkan belasan orang meninggal dunia. Bupati Kabupaten Bogor, Ade Munawaroh Yasin mengatakan, 11 korban yang meninggal dunia berasal dari Sukajaya, Nanggung, dan Cigudeg. Selain itu, 4 desa masih terisolir.
Sungai Ciberang di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), di Kabupaten Lebak, Banten juga meluap. Hal itu membuat lima kecamatan di Kabupaten Lebak terdampak yaitu Cipanas, Lebakgedong, Curugbitung, Maja, dan Sajira. Selain itu, banjir juga menyebabkan tiga orang dilaporkan meninggal.
Belasan rumah dan fasilitas umum seperti gedung posyandu, gedung sekolah, tempat ibadah, sumur air, tanaman pertanian, di Dusun Luah Desa Hoder, Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka juga terendam banjir. Hal ini terjadi setelah hujan deras yang turun dari sore hingga malam hari. Salah seorang warga Desa Hoder Petrus Sion menyebutkan, banjir bandang yang menimpa desanya sempat membuat warga kaget.
2. Longsor
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sleman dan wilayah Yogyakarta menyebabkan talut di Dusun Punthuk dan Gayam, Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, longsor. Longsor tersebut membawa material tanah dengan volume 5 x 6 meter. Walaupun tidak ada korban jiwa longsor tersebut berdampak pada rumah Paiyem.
Longsor juga terjadi di tebing Sungai Cipicung, Sumedang, Jawa Barat, akibat hujan. Kejadian. Longsor menimpa empat orang warga yang sedang mencari air. Dua orang ditemukan selamat dilarikan ke RSUD Sumedang, dua orang meninggal meninggal dunia berhasil dievakuasi masyarakat setempat.
Ruas jalan tol Purbaleunyi Km118+600 tepatnya di kampung Hegarmanah, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, juga sempat longsor. Tanah longsor yang terjadi di Km 118+600 butuh penanganan hingga 30 hari.
Longsor yang menelan korban jiwa juga terjadi di wilayah Kabupaten Bogor. Sebuah rumah di Kampung Cibolang, RT 01 RW 01, Desa Banjarwangi Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor tertimpa longsor tebingan. Akibatnya empat orang yang merupakan satu keluarga meninggal dunia.
Hujan deras menyebabkan badan jalan raya Ponorogo-Pacitan, tepatnya Desa Wates Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo longsor. Badan jalan mengalami longsor setelah hujan deras mengguyur desa tersebut selama 3 hari berturut-turut.
Sebanyak 73 jiwa warga di Kampung Legok Bintilu, Desa Sukamaju, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, terpaksa harus mengungsi setelah rumah mereka terdampak bencana longsor. Atas kejadian tersebut, salah satunya meninggal dunia tertimbun tanah dan merusak beberapa rumah.
Desa Jolosakti, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah juga terancam longsor. Tanah yang ambles mencapai 24,86 hektare dan dapat menimbulkan longsor dengan volume 3,6 juta meter kubik. Laporan tersebut telah direspons oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Tanah longsor menutup total akses utama penghubung Dukuh Karang Anjog, Desa Tonjong dengan Dukuh Balai Kambang, Desa Linggapura, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Longsor tebing yang dipicu hujan deras ini mengakibatkan panjang jalan 100 meter tertutup material.
Dua hektare sawah di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Desa Indrajaya, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, gagal panen. Sebab tertimbun longsor dan puluhan hektare terancam gagal panen setelah aliran drainase tertutup tanah dengan kedalaman 20 meter.
Bukan hanya tebing saja, Jalan Sultan Agung sepanjang 43 meter lebar 10 meter di Lingkungan Kalijompo, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur, juga longsor. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun sembilan ruko ambruk serta sebagian badan sungai tertutup longsoran.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo mengatakan jumlah korban meninggal mencapai 123 orang. Terdiri dari 102 orang yang merupakan korban banjir, 16 orang korban longsor, dan empat orang korban angin puting. Ada 2 orang hilang. Sedangkan 1,4 juta orang harus mengungsi dari rumah mereka.
Tak hanya menimbulkan korban manusia, sejumlah bencana juga mengakibatkan kerugian materiil, khususnya berupa kerusakan rumah masyarakat. Jumlah rumah rusak berat akibat banjir mencapai 2.013 unit, rusak sedang 1.148 unit, dan rusak ringan 2.512 unit.
Perlu adanya kesadaran tinggi dari masyarakat dalam menjaga lingkungan untuk mencegah atau mengurangi potensi banjir. Salah satunya dengan kerja bakti membersihkan drainase. Curah hujan tinggi masih terjadi hingga Maret di berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan waspada akan potensi kejadian banjir.
KL For GAEKON