Pedangdut kondang Dewi Persik sempat membuat heboh publik. Beberapa tahun yang lalu DP mengaku sempat melakukan operasi selaput dara atau dikenal dalam istilah medis sebagai Hymenoplasti. Operasi itu bertujuan untuk mengembalikan keperawanannya.
Meski baru saja diketahui kalau pengakuan itu hanya gimmick akibat kontrak salah satu film yang ia bintangi, tak ayal hal-hal soal keperawanan sukses mendapat perhatian khalayak secara luas. Hal itu lantaran karena jejak patriarti yang ada di sebagian besar masyarakat Indonesia.
Patriarki sendiri adalah sistem sosial dimana menempatkan menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penguasaan properti. Dalam domain keluarga, sosok yang disebut ayah memiliki otoritas terhadap perempuan, anak-anak dan harta benda.
Ketika budaya patriarki begitu kuat mengukung perempuan, keharusan tetap perawan di malam pernikahan menjadi beban. Hingga praktik operasi selaput dara bermunculan, bahkan meski sang pasien adalah korban pemerkosaan.
Operasi selaput dara atau Hymenorraphy berakar kata latin hymen (selaput) dan raphe (jahitan). Nama lain yang beken adalah hymenoplasty atau hymenotomy. Biasanya prosedur operasi selaput dara dilakukan dengan cara menjahit sisa selaput dara yang robek hingga persis kondisi hymen sebelum robek. Dokter ahli bedah platisk biasanya menciptakan selaput baru kurang lebih satu inci di dalam vagina dengan menggunakan sebagian dari lapisan dalam vagina.
Operasi selaput dara terbilang singkat. Prosedurnya berkisar antara 30 – 60 menit tanpa pasien harus menjalani rawat inap. Pasca operasi pasien boleh dirawat jalan dan control dengan pemberian obat dari dokter.
Ada pantangan usai pasien menjalai operasi selaput dara, pasien tidak boleh melakukan hubungan seks sebelum hasil operasinya benar-benar pulih total. Beberapa sumber menyebutkan pemulihan operasi selaput dara hanya mebutuhkan waktu sekitar seminggu. Namun untuk benar-benar pulih total membutuhkan waktu setidaknya 6-8 minggu. Baru setelah itu selaput dara pasien akan benar-benar rapat.
Bukannya tanpa efek samping, operasi selaput dara juga membawa beberapa resiko yang kemungkinan dialami pasiennya. Seperti pendarahan, infeksi, rasa nyeri yang hebat, luka yang berbekas, atau bahkan sulit bernafas dalam ruang operasi. Oleh karena itu pasien diwajibkan oleh dokter terlebih dahulu berkonsultasi dan mendiskusikan imbas positif dan negatifnya.
Operasi selaput dara sendiri tidak dianggap sebagai bagian dari ginekologi arus utama, kecuali di negara dengan tingkat operasi plastik tinggi seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Eropa Barat. Namun, operasi plastik kini sudah makin jamak dilakukan di negara-negara berkembang.
Anggapan tersebut bisa segera runtuh. Mengikuti prinsip ekonomi dasar, semakin banyak permintaan operasi, akan semakin banyak klinik (swasta) yang muncul. Saat ini biaya untuk operasi ini berkisar antar Rp 5-10 juta rupiah.
Perlu diketahui, operasi keperawanana berbeda dari vaginoplasty yang pernah dilakukan oleh Nikita Mirzani. Bila hymenoplasty bersifat mengembalikan kondisi selaput dara, sedangkan vaginoplasty adalah proses merapatkan dinding vagina yang longgar agar terasa rapat saat berhubungan.
Cerita Dari Negeri Patriarki
Dikutip dari laman Times of India, pada 2017 tren operasi selaput dara berkembang pesat. Salah seorang dokter bedah plastic Dr Bhavani Prasad yang berpraktik di Sunshine Hospitals, mengaku telah melakukan operasi selaput dara sebanyak 50 kali per tahun. Prosedur itu sudah dia lakukan sejak 2014.
“Di dalam masyarakat kita [India], banyak perempuan yang merasa perlu untuk merekonstruksi selaput daranya sebagai langkah awal dari sebuah pernikahan. Mereka merasa meski pasangannya memiliki gaya hidup yang sangat modern sekalipun, si laki-laki tetap ingin sang istri memiliki status perawan,” jelasnya.
Apa yang terjadi di India tak jauh beda dengan Tunisia yang mayoritas muslim. Keperawanan adalah hal yang sakral sebab itu adalah tanda kehormatan seoang perempuan Tunisia. Oleh karenanya banyak perpempuan Tunisia yang tak lagi perawan diam-diam melakukan operasi plastik dengan motif takut dicerai oleh pasangannya suatu hari nanti sebab diketahui sudah tak lagi gadis.
Ahli operasi selaput dara asal Tunisia Dokter Rachid mengamini hal tersebut. Menurutnya, 90 persen pasiennya adalah perempuan yang sangat takut mengecewakan pasangannya. Juga takut aibnya terbongkar dan berbuntut pada tahap mempermalukan keluarga. Rachid melakukap operasi dua pasian tiap minggunya.
Sejatinya Dokter Rachid tak setuju dengan pandangan jamak masyarakat Tunisia yang mengagungkan konsep keperawanan. Menurutnya para spesialis ginekologi juga menganggap bisa memeperbaiki selaput dara buakn sesuatu pencapaian yang wah. Bahkan ada salh seorang koleganya yang juga ginekolog selalu menolak bila diminta melakukan operasi selaput dara.
Sementara itu di Timur Tengah, apa yang terjadi di Iran bisa jadi gambaran ketertarikan pada operasi selaput dara. Pada era 1970-an, seorang antropolog bernama Janet Bauer melaporkan bahwa operasi tersebut jadi prosedur yang paling banyak diingini oleh masyarakat kelas menengan kota Teheran.
Keluar Darah = Perawan?
Obsesi para penganut konservatifisme akan keperawanan kadang membuat dilema sebab hilangnya keperawanan kadang bukan karena hubungan sosial, namun bisa terjadi karena kecelakaan saat beraktivitas, atau faktor tak sengaja lainnya.
Kekuatan selaput dara itu sendiri sangat beragam. Ada yang sangat lemah sehingga bisa robek dengan mudah akibat aktivitas non-seksual. Namun, ada juga yang tebal dan kuat sehingga tetap bertahan meski telah seseorang telah berhubungan seks.
Jadi jelas, keluarnya darah pada saat malam pertama tak melulu sebagai indikator keperawanan gadis. Sebenarnya kalau mau direnungkan benar-benar, apa iya setelah menjalani operasi selaput dara sang pasien akan benar-benar perawan?
Dengan perkembangan teknologi bedah plastik ke depan secara fisik materialis jawabannya bisa iya. Namun operasi tidak bisa mengelabui bila dilihat darin sudut historis pasien. Hal itu Ibarat botol anggur dan segelnya. Bila botol sudah diminum, meskipun segelnya diperbaharui isinya toh tetap berkurang bukan?
Semakin jauh, mengapa perempuan yang dituntut perawan sedang pria tidak dituntut perjaka? Oh kasihan betul kamu wanita sejak dulu dijajah pria.
K for GAEKON