Kenapa Setelah Hujan Ada Pelangi?

0
Pelangi
Sumber Foto: blogspot.com

Gaekon.com – Pelangi salah satu keindahan alam yang munculnya tak bisa diprediksi. Warnanya yang indah, membuat mata ketagihan memandanginya.

Ada merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila hingga ungu yang selalu menghiasi langit. Biasanya, pelangi ini akan muncul ketika hujan sudah mulai mereda.

Iya, tanpa disadari kita seringkali melihat pelangi bersamaan dengan turunnya hujan. Terdengar simple memang, namun sebenarnya mengapa setelah hujan bisa muncul pelangi?

Melansir dari laman National Geographic, pelangi adalah fenomena optik yang muncul ketika sinar matahari dan atmosfer dalam kondisi yang pas, dan juga ketika posisi kalian tepat untuk melihatnya.

Dapat dikatakan jika munculnya  pelangi disebabkan oleh paduan antara sinar matahari dan kondisi atmosfer.

Ketika kondisi atmosfer tidak pas, maka pelangi tak akan muncul. Atau ketika posisi kalian tidak pas, pelangi juga tidak akan kelihatan. Maka dari itu terkadang setelah hujan juga tidak muncul pelangi.

Lalu bagaimana proses terbentuknya pelangi?

Ketika cahaya memasuki tetesan air hujan, cahaya tersebut melambat dan berbelok atau terbiaskan saat bergerak dari udara ke air yang lebih padat.

Cahaya juga terpantulkan di dalam tetesan air hujan, dan kemudian terurai menjadi masing-masing panjang gelombang komponennya atau warna-warna.

Warna-warna yang terurai sesuai panjang gelombangnya masing-masing itulah yang kita lihat sebagai pelangi.

Menurut penjelasan SciJinks, pelangi membutuhkan tetesan air untuk mengambang di udara. Itu sebabnya kita melihatnya tepat setelah hujan.

Bentuk pelangi ini juga terlihat indah, lantaran berbentuk busur. Iya, pelangi sebenarnya adalah lingkaran penuh, namun dari bumi, kita hanya melihat sebagian saja.

Sementara itu jika sedang berada di dalam pesawat terbang, dan dalam kondisi yang tepat, seseorang dapat melihat seluruh lingkaran pelangi.

Jenis pelangi yang paling dikenal dihasilkan ketika sinar matahari mengenai tetesan air hujan di depan penonton pada sudut yang tepat, yakni 42 derajat. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar kabut, semburan laut, atau air terjun.

Pusat pelangi primer adalah titik antisolar, titik imajiner yang persis berlawanan dengan matahari.

Radius atau jari-jari pelangi ditentukan oleh indeks bias tetesan air. Indeks bias adalah ukuran seberapa banyak sinar cahaya dibiaskan (dibelokkan) ketika melewati dari satu medium ke medium lain, misalnya dari udara ke air.

Tetesan dengan indeks bias tinggi akan membantu menghasilkan pelangi dengan radius yang lebih kecil.

Air asin memiliki indeks bias yang lebih tinggi daripada air tawar, misalnya, sehingga pelangi yang terbentuk oleh semprotan laut akan lebih kecil daripada pelangi yang terbentuk oleh hujan.

 

 

KA For GAEKON