Bulan Ramadhan menjadi bulan suci umat islam yang selalu hadir setiap tahunnya. Dalam bulan suci ini, umat islam diwajibkan berpuasa, menahan nafsu,makan, dan minum selama kurang lebih 30 hari atau satu bulan.
Jika ramadhan identik dengan berpuasa memang sudah terdengar biasa saja, namun ketika mendengar kata ramadhan didekatkan dengan budaya ritual, pikiran apa yang akan terlintas? Beberapa wilayah di Indonesia ada yang masih melakukan tradisi dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.
Salah satu contohnya Lampung, di sana memiliki sebuah tradisi menyucikan diri dengan mandi bersama sebelum menyambut bulan Ramadhan. Tradisi ini dinamakan Belangiran. Lagi-lagi karena pandemi corona, sepertinya tradisi setiap tahun ini tidak bisa digelar.
Seperti yang dilansir GAEKON dari Alif.id, tradisi Belangiran ini biasanya digelar di Kampung Olok Gading, Teluk Betung, Bandar Lampung. Masyarakat di kampung wisata Bandar Lampung ini menggelar Belangiran di Sungai Way Belau, atau disebut dengan Kali Akar.
Tradisi mandi bersama ini selain menyucikan diri juga menjadi ajang silaturahmi antarwarga. Setelah dilakukan ritual dan upacara, masyarakat berebutan mencebur ke sungai yang telah ditaburi untuk mandi bersama.
Saat mandi bersama di dalam sungai tersebut diiringi dengan lantunan bubandung atau syair yang berisi doa meminta keselamatan kepada Allah SWT. Air yang sudah dicampur dengan bakaran merang padi, jeruk nipis dan kembang setaman tersebut juga digunakan masyarakat untuk membasuh wajahnya.
Setelah mandi, biasanya akan ada doa dan cuak mengan alias makan bersama. Tradisi Belangiran menjadi simbol membersihkan pikiran dan hati untuk menyambut bulan Ramadhan, agar ibadah puasanya lancar serta terlepas dari segala godaan.
Seorang tokoh adat Lampung yang juga anggota Komite Seni Tradisi Dewan Kesenian Lampung (DKL) Sutan Purnama, mengatakan secara harfiah, Belangiran ini bisa diartikan sebagai penyucian diri. Ia mengatakan asal kata Belangiran adalah belangekh yang maknanya yaitu mandi untuk menyucikan diri.
Warga Lampung juga sering melakukan tradisi Belangiran ini sendiri-sendiri selain bulan Ramadhan. Karena menurut kepercayaan mereka, tradisi ini dianggap membuang sial. Sutan juga mengatakan bahwa tradisi ini bisa segera mendatangkan jodoh.
“Ada juga yang melakukan Belangiran supaya segera mendapat jodoh. Tetapi inti filosofinya, tetap penyucian diri. Bahkan secara adat, setiap orang yang akan melakukan ritual ini bersama-sama menuju sumber air dengan memakai pakaian adat Lampung,” Terang Sutan.
Belangiran di Lampung ini biasanya dilaksanakan secara bersama-sama beberapa pekon (kampung) seperti di Olok Gading, Sukadanaham, Pengajaran, dan Kedamaian. Tradisi ini biasanya berlokasi di mata air yang terjaga kesuciannya, mulai dari kolam renang, sungai, sampai laut.
Proses tradisi ini biasanya dilakukan oleh seluruh kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Bukan hanya itu, tradisi ini juga melibatkan tokoh adat, pemuda-pemudi, serta petinggi pemerintahan.
Tradisi mensucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan ini diharapkan mampu menjauhkan hati dan jasmani dari rasa benci, dendam, somobng, maupun iri hati. Sehingga bisa lebih khusyuk selama menjalankan ibadah puasa dari awal hingga akhir.
KL For GAEKON